Sabtu, 02 Juni 2012

Sayap bidadari kuning yang sobek


Wush…wush…wush…tujuh makhluk bersayap itu beterbangan kian kemari dari awan ke awan. Tubuh mereka memancarkan cahaya merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan unggu. Mereka adalah bidadari pelanggi, berbaju dari kelopak bunga dan bermahkota emas yang dapat memancarkan sinar kuning keemasan

Tujuh Bidadari Pelangi tinggal di atas pelangi, mereka memelihara dunia agar tetap indah. Setiap malam, mereka menyalakan bintang-bintang dilangit. Pagi hari sebelum matahari terbangun, mereka menebarkan embun-embun diatas kelopak-kelopak bunga agar bunga-bunga menjadi segar. Saat siang hari, mereka mengumpulkan awan agar anak-anak terlindung dari sengat matahari dan tidak kepanasan.

Matahari masih terlelap, namun bidadari pelangi sudah sibuk bekerja. Mereka memetik embun di awan dan dimasukkan ke dalam keranjang, kemudian di taburkannya diatas kelopak-kelopak bunga. Pekerjaan itu harus selesai sebelum matahari bangun. Cepat..cepat..cepat, mereka bekerja dengan cepat

Bidadari Merah menabur embun di atas kelopak bunga yang berwarna merah, Bidadari Jjingga menabur embun diatas kelopak bunga yang berwarna jingga, demikian juga Bidadari Kuning, Bidadari Hijau, Bidadari Biru, Bidadari Nila, dan Bidadari Unggu mereka menabur embun diatas kelopak bunga yang berwarna sesuai dengan nama mereka

Bunga-bunga mengeliat , terbangun karena sentuhan dingin dari embun-embun yang ditaburkan keatas kelopak mereka.

“ Selamat pagi “

sapa bunga-bunga itu kepada para bidadari yang sedang bekerja

“ Selamat pagi juga, hari yang indah”

Jawab mereka sambil tersenyum

“ku..ku..ru yuk….”

ayam jantan berkokok membangunkan matahari. Matahari, mengusap-usap matanya sambil mengeliat

“uuuggghhhh”

cahayanya yang memerah terpancar secara perlahan dan berubah menjadi kuning keemasan.
Bersama bangunnya matahari, selesai pula pekerjaan bidadari. Segera mereka kembali ke pelangi, dan melihat segala keindahan pagi dari atas sana.

Suatu pagi, terdengar tangis dari kelompok bunga yang berwarna kuning

“hu..hu..hu.kami tidak mendapat embun, kelopak bunga kami menjadi layu”

hari itu semua bunga yang berwarna kuning tidak mendapatkan embun. Itu adalah pekerjaan bidadari kuning, karena dia yang menabur embun kepada bunga-bunga yang berwarna kuning. Lantas kemana bidadari kuning? Kenapa dia tidak menaburkan embun ? Semua bunga yang berwarna kuning bertanya,

“Dimanakah bidadari kuning?”

Kumbang dan kupu-kupu melintas diatas bunga-bunga yang berwarna kuning, namun mereka tidak mau hinggap

“ kelopak bungamu tidak segar” kata mereka

Lantas mereka terbang meninggalkan bunga-bunga kuning dan hinggap kepada bunga-bunga yang bertaburkan embun
Bunga-bunga yang berwarna kuning menjadi sedih

Setiap kali ada yang terbang diatas mereka, mereka bertanya

“ burung apakah kau melihat bidadari kuning?”

“ kumbang apakah kau tahu dimana bidadari kuning berada?”

“kupu-kupu apakah bidadari kuning bersama dengan engkau?”

“ capung, dapatkah kau tunjukkan dimanakah bidadari kuning sekarang ?

Dan semua menjawab

“bunga, kami tidak tahu”

Dan kemudian mereka melanjutkan terbang

bunga-bunga berwarna kuning menjadi sedih. Bidadari kuning benar-benar hilang, itu berarti tak akan ada yang menabur embun di kelopak bunga mereka setiap pagi
Itu berarti, tak akan ada lagi kupu-kupu dan kumbang yang mau singgah di kelopak bunga mereka, karena kelopak mereka tidak segar
Hu…hu..hu…mereka menangis

Ketika bunga-bunga kuning kebingungan , jauh di tempat lain, dipinggir danau nampak makhluk kecil berbaju kuning sedang menangis sedih
Seekor ikan emas yang sedang berenang menghampirinya

“ Bukankah kau bidadari kuning?”

“ Betul Ikan emas, aku bidadari kuning”

“Apa yang sedang kau lakukan disini? Tidak tahukah bahwa bunga-bunga kuning mencari engkau?”

“hu…hu…hu…” tiba-tiba bidadari kuning menangis dengan kerasnya

“kenapa kau menangis teman? Apakah yang membuat hatimu sedih?”

“ Ikan emas, sayapku sobek, aku tidak bisa terbang ,”
bidadari kuning memulai kisahnya, sesekali diusap air matanya yang mengalir.

“Bagaimana sayapmu bisa sobek?” tanya ikan emas ingin tahu, kemudian dia berenang lebih mendekat

Bidadari kuning kemudian bercerita,

“ pagi itu aku dan bidadari yang lain telah selesai menabur embun di atas kelopak bunga, ketika terbang, hendak kembali ke pelangi, sayapku tersangkut ranting, sobek, dan aku terjatuh tidak sadarkan diri, ketika tersadar aku sudah dipinggir danau. Aku memanggil saudara-saudaraku, namun mereka tidak mendengarnya.. Ikan emas tolonglah aku, jika engkau bertemu dengan saudara-saudaraku, katakan aku ada di sini”

“ Tetapi bagaimana caranya aku menolong mu? Sedangkan aku tidak bisa terbang” ikan emas menjawab dengan sedih
Mereka berdua terdiam. Iya bagaimana caranya? Matahari mengintip dari balik awan, dan ikut merasakan kesedihan mereka. Lewat matanya yang basah bidadari kuning memandang pelangi dari kejahuan

Klepak…klepak…klepak…seekor kupu terbang perlahan diatas mereka. Kupu-kupu dengan sayap indah itu kemudian mendekati ikan emas dan bidadari kuning dan menyapa

“ teman apakah yang membuat kalian bermuka sedih? Bukankah hari ini begitu indah?

“ kupu-kupu, teman kita bidadari kuning sedang bersedih, sayapnya sobek, sehingga dia tidak bisa terbang, dan aku tidak bisa menolongnya “ jawab ikan

“ Iya kupu-kupu, aku tidak bisa lagi mengambil embun di awan-awan dan menebarkannya di atas kelopak bunga, hari ini bunga yang berwarna kuning banyak yang layu, mereka menjadi sedih karena tidak ada kumbang dan kupu-kupu yang mau hinggap diatasnya” kata si bidadari kuning

Mereka bertiga terdiam, tiba-tiba kupu-kupu berbicara

“bidadari kuning, maukah engkau memakai sayapku? Pakailah agar engkau bisa kembali terbang, dan menebarkan embun di atas bunga-bunga.”

“tetapi bagaimana dengan engkau kupu-kupu? “ Sahut bidadari kuning cemas

“Engkau tidak perlu mencemaskan aku. Pikirkanlah hidupmu, masih banyak yang membutuhkan engkau, aku sudah tua dan sebentar lagi mati, hidupmu jauh lebih berharga daripada hidupku sekarang”
Bidadari kuning dan ikan emas saling berpandangan, mereka kemudian memandang kupu-kupu tidak percaya,

Kemudian kupu-kupu melepas sayapnya, digantikannya sayap bidadari kuning yang sobek dengan sayapnya.
Klepak…klepak..klepak…bidadari kuning mengepak-ngepak sayapnya mencoba sayapnya yang baru. Wush…wush..wush…

“ hore aku bisa terbang kembali” teriak bidadari kuning kegirangan
Ikan emas dan kupu-kupu tersenyum senang

Matahari sudah mengantuk, sebentar lagi dia tidur, cahayanya sudah mulai kemerahan, bidadari kuning ingin pulang “kupu-kupu, terimakasih atas pemberian sayapmu, aku tidak akan melupakan engkau, sekarang aku harus kembali ke rumah sebelum hari gelap”
Bidadari kuning memeluk kupu-kupu dengan erat.
“Ikan emas, terimakasih, karena engkau telah menemani aku”
Setelah mengucapkan selamat tinggal, bidadari kuning segera melesat keangkasa keatas pelangi

Malam telah datang, ke tujuh bidadari kembali sibuk bekerja. Mereka menyalakan bintang-bintang agar malam tidak menjadi demikian gelap. Dibangunkannya jengkerik agar bernyanyi. Dihembuskannya angin malam yang melantunkan nyanyian cinta, agar mimpi anak-anak menjadi indah. Bulan tersenyum kepada mereka dan menyapa “ selamat malam bidadari pelangi “

“ selamat malam bulan, cahayamu sungguh indah”kata mereka

Hari itu semua berjalan dengan indah. Ke tujuh bidadari pelangi berkumpul kembali dirumah mereka. Malam itu mereka menikmati keindahan malam dari atas angkasa, mahkota mereka yang berkelip-kelip mengisyaratkan mereka senantiasa berjaga menjaga dunia

Tidak ada komentar: