Sabtu, 31 Juli 2010

doa syukur

Inilah Doa Syukur yang ditujukan ke pada Tuhan, yang telah dicatat oleh Malaikat :

1. Doa Syukur Pelajar
" Tuhan aku mengucap syukur..setelah sekian lama aku menjalani pendidikan, dan betapa kerasnya aku belajar serta mengikuti banyak les, Engakau telah memberikat berkat dan karunia nilai yang baik, sehingga aku mendapatkan nilai yang memuaskan. Engkau telah ber Firman Ora Et Labora dan aku telah melakukannya, Amien "

2. Doa Syukur Pekerja
" Dipagi ini aku mengucap syukur, karena Engkau masih memberikan kekuatan sehingga aku masih bisa bekerja lagi. Meskipun badan penat dan letih, namun aku mengucap syukur karena Engkau telah meberi pekerjaan terhadapku, sehingga aku masih bisa menghidupi keluargaku, sekali lagi aku mengucap syukur kepadaMu Tuhan, Amien"

3. Doa Syukur Pengusaha
" Aku bersyukur, karena Engkau telah memberikan kepadaku kekayaan yang berlimpah, usahaku dimana2 maju, omset tak pernah berhenti mengalir, dan karyawanku senantiasa berkecukupan. Engkau memang luar biasa, tak pernah meninggalkan hamba2Nya yang taat, sekali lagi aku mengucap syukur atas berkat berlimpah yang Kau beri, Amien "

4. Doa Syukur Kontraktor
" DihadapanMu aku mengucap syukur, karen Engkau senantiasa memberikan dan membuka jalan sehingga aku senantiasa memenangkan tender, dan betapa banyak berkat yang telah Engkau berikan kepadaku, sepantasnyalah aku memuji dan memuliakan namaMu, terimakasih Tuhan, amien"

5. Doa Syukur Pejabat
" Dalam kehidupanku aku senantiasa mengucap syukur, terlebih atas tanggung jawab yg telah Engkau berikan kepadaku, untuk memimpin daerah ini. Bukan suatu tanggung jawab yang mudah, namun aku bersyukur, karena Engkau telah mempercayakan ini semua kepadaku, dan asekarang aku memohon kepadaMu kiranya Engakau memberikan hikmah dan kebijaksanaan untuk dapat mengelola ini semua dengan baik. Terimakasih Tuhan, Amien"

6. Doa Syukur Pimpinan Parpol
" Engkau ajaib dan luar biasa, aku mengucap syukur atas kemenangan partaiku di pemilu yang lalu, Engkau telah memberkati setiap usahaku dan Egaku tak pernah tinggal diam, terhadap orang yang telah berusaha, kiranya Engkau juga menyingkirkan orang2 yang hendak menghalangi langkahku sehingga aku dapat melanjutkan pekerjaanku, Amien"

...dan masih banyak doa syukur yang dicatat oleh malaikat itu sampai akhirnya..

Doa Syukur oleh anak kecil yang cacat, tak punya kaki dan tangan, dengan kondisi fisik yang memprihatinkan, bahkan orangpun enggan untuk mendekat, inilah doanya....

" TUHAN....AKU MENGUCAP SYUKUR...KARENA MEMPUNYAI TUHAN....!!! AMIEN"

Dan lihatlah...Tuhan lebih berkenan kepada doanya

biji tanaman

Biji tanaman yang pernah kita kenal sangat beraneka ragam. Ada biji kacang ijo, biji rambutan, biji salak dan lain sebagainya. Namun jika biji tanaman tersebut dalam hidupnya hanya berkumpul dengan sesama bji tanaman, dia akan tetap menjadi benih sepanjang umur hidupnya. Bertahun-tahun, berabad-abad, dia tak akan mengalami suatu metamormosis menjadi sesuatu yang baru, hanya benih, tak lebih.


Sesungguhnya dalam benih terkandung suatu kehidupan yang dasyat. Jika dia berubah akan menjadi sesuatu bentukan yang lain, yang berkembang dan bertumbuh, yang lain dari kondisi mula-mula, yang berguna, yakni tanaman.


Tetapi sebuah tanaman itu akan muncul dari sebuah biji apabila biji tersebut mau bergabung dengan elemen yang lain, yakni tanah, air, api (sinar matahari ) dan udara. Empat element yang berbeda dengan biji, bahkan suatu unsur yang lain yang tidak senada dengan biji, mampu memberikan sumbangan untuk sebuah metamorfosis biji tersebut menjadi sebuah tanaman.


Tanah akan menghimpit biji tersebut, air akan mengenangi, sinar matahari memanaskan dan angin akan memberi udara. Semua element yang berbeda dengan kehidupan biji ternyata memapukan biji tersebut akan membusuk, membelah dan menumbuhkan sebuah tunas yang baru,bertumbuh dan menjadi sebuah tanaman.


Suatu kehidupan baru lahir dari sebuah proses yang menyakitkan, penuh himpitan, pemanasan, pembusukan yang dibantu oleh beberapa elemen.


Bukankah demikian dengan kehidupan manusia? Jika dia hanya bersama-sama dengan orang-orang yang seirama dengan dia, akankah ada suatu kehidupan yang memproses dia? Dia membutuhkan suatu kondisi yang menghimpit, yang mengenangi, yang memanasi dan yang penuh dengan permasalahan. dari situlah kehidupannya sesungguhnya akan terbentuk. dari situlah kecerdasan nya akan tercipta dan dari situlah kedewasaan hidup akan terjadi.


Jadi, mengapakah kita mesti berkeluh kesah terhadap sebuah pencobaan hidup? bukankah itu sebuah element yang membentuk kita menjadi sesuatu yang baru? yang berarti? dan lebih hidup? dari biji tanaman kita dapat belajar bahwa dia akan tetap menjadi biji ketika dia hanya berdiam diri dan bertemu dengan kondisi yang aman dan nyaman.


Selamat menempuh hidup baru

sarang laba-laba

Siapa yang tidak tahu akan sarang laba-laba? Saya mencari info dari net tentang pembuatan sarang laba-laba, ini yang saya dapatkan

MEMBANGUN SARANG LABA-LABA
by anastasya chalik

http://74.125.153.132/searchq=cache:2zfgVCUyagIJ:www.dinogroups.com/dlink.cfm%3Fblog_id%3D1068NXW60dhT6KB9lZhRcARL%26tn10Rdf%3Dyes%26comid%3DNXW60dhT6KB9lZhRcARL+sarang+laba-laba&cd=13&hl=id&ct=clnk&gl=id

Pernahkah kalian memperhatikan bentuk-bentuk sarang laba-laba? Tahukah kalian bahwa laba-laba menghasilkan benang mereka sendiri, dan bahwa benang ini pun memiliki ciri-ciri yang mengagumkan? Atau pernahkan kalian mendengar bahwa teknik yang digunakan oleh laba-laba kebun untuk membuat sarangnya sama dengan teknik yang dipakai oleh insinyur sipil masa kini? Seekor laba-laba membutuhkan dua tempat terpisah untuk menganyam sarangnya. Sarang ini biasanya dianyam di sebuah sudut tempat dua dinding menyatu, atau di antara dua ranting pohon. Kendati demikian, beberapa jenis laba-laba begitu terampilnya sehingga mereka mampu menganyam sarang cukup dengan menggunakan sebuah permukaan saja. Cara laba-laba menganyam sarangnya sungguh luar biasa. Sekarang coba bayangkan apa yang akan kita pelajari berikut ini. Mula-mula seekor laba-laba mencari ranting lentur yang cukup panjang untuk menganyam sarangnya. Laba-laba dengan kuat mengikatkan seutas benang di ujung ranting. Sambil menuruni ranting, ia terus mengeluarkan benang. Setelah menempuh jarak tertentu, laba-laba berhenti berjalan dan berhenti mengeluarkan benang. Laba-laba lalu melilit ranting dengan benang yang dikeluarkan dari tubuhnya, hingga ranting itu melengkung bagaikan sebuah busur. Dengan kuat, laba-laba kemudian melekatkan ujung benang lainnya, yang kini terentang lurus bagai benang. Kemudian ia mulai menganyam jaringnya di dalam busur ini. Kini coba pikirkan apa yang akan kalian kalian lakukan jika kalian ingin merentangkan benang sepanjang dua setengah meter di antara dua dinding yang terpisah jarak dua meter. Sembari kalian mencoba memikirkan caranya, bacalah di sini bagaimana sejenis laba-laba kebun memecahkan permasalahan tersebut. Laba-laba kebun terkadang menganyam jaring mereka di antara dua cabang yang terpisah jauh. Karena jaring-jaring semacam itu cukup besar, kemampuan jaring tersebut untuk menangkap mangsanya pun tinggi. Namun, ukuran jaring yang besar pelahan-lahan dapat membuat tegangan jaring berkurang. Akibatnya, kemampuan untuk menangkap mangsa pun berkurang. Laba-laba membutuhkan jalan keluar bagi permasalahan ini. Mungkin kalian berpikir, laba-laba akan menganyam jaring baru setelah jaring yang lama berkurang ketegangannya. Namun, bukannya menggantikan jaring tersebut, laba-laba justru melakukan hal yang luar biasa: Laba-laba mengatasinya dengan mengeluarkan seutas benang dari tengah-tengah jaring, turun ke bawah, dan menyangkutkan batu di akhir benang mendekati permukaan tanah. Lalu, laba-laba kembali lagi ke sarangnya, kali ini sambil menggulung benang, hingga batu pun terangkat. Kemudian, laba-laba mengikatkan benangnya, sekali pada batu yang berayun di udara, sekali lagi di tengah-tengah jaring. Dengan demikian, jaring tersebut menegang kembali karena bobot batu yang menggantung dari jejaring merentangkannya ke bawah. Kalian mungkin tidak memikirkan jalan keluar seperti itu, demikian pula kebanyakan orang yang tidak memiliki pengetahuan tentang konstruksi bangunan. Namun, laba-laba mengetahuinya, dan menerapkan teknik ini. Bagaimana seekor laba-laba mengetahui teknik mengagumkan seperti itu, dan mampu menerapkannya dengan baik? Hebatnya lagi, semua laba-laba telah menganyam jaringnya dengan teknik yang sama sejak berjuta-juta tahun yang lalu. Pasti ada suatu “Kekuasaan” yang mengilhami laba-laba untuk menggunakan teknik ini, karena kemampuan untuk melakukannya sendiri tidak dimiliki oleh laba-laba.

Namun sesuatu karya yang indah, yang dibuat dengan seksama dan penuh kesungguhan ini, sering kita anggap sebagai kotoran. Betapa tidak? Jika kita mendapatkan sudut-sudut rumah kita ada sarang laba-laba, maka dengan segera kita mengambil sapu untuk membersihkannya. "jorok dan kumuh"itu adalah kesan setiap rumah jika sudah terdapat sarang laba-laba.

Akan tetapi coba kita cermati bersama, saat kita telah membersihkan sarang laba-laba tersebut, tak berapa lama maka sarang itu akan muncul kembali, demikian cepatnya, padahal kalau dilihat dari prosesnya pembuatan sarang itu membutuhkan suatu waktu yang tidak sedikit, dan lagi-lagi kita sebagai si empunya ruang akan segera mengambil tindakan untuk segera merusaknya demi sebuah kaa "kebersihan"

Ada proses pembuatan, ada pula proses pengrusakan, demikian berkesinambungan dan berjalan terus menerus, namun apakah sang laba-laba merasa bosan untuk berkarya membangun rumahnya atas pengrusakan yang sering terjadi?

Dari sudut pandang laba-laba dia hanya membuat sesuatu yang merupakan expresi dirinya, yang dia buat untuk memenuhi kebutuhannya, dan tak pernah bosan untuk membangunnya lagi ketika karyanya dirusak oleh manusia.

Sebuah ketidak putusasaan akan penolakan dan pengrusakan. Suatu sikap yang gigih yang tak kunjung berhenti, meski penolakan jelas ada di depan mata, patutlah kita jadikan bahan perenungan, adakah kita segigih laba-laba ketika yang kerja dan karya kita ditolak bahkan dirusak oleh orang lain? masihkan kita berusaha dan berusaha untuk tetap berkarya meskipun karya kita diinjak-injak dan diremukan? apakah kita menjadi sakit hati dan putus asa?

Mari kita belajar dari laba-laba dalam membuat sarang, agar kita tak mudah putus asa menghadapi setiap penolakan yang terjadi dalam hidup kita

karena SABDA

mata bocah itu memandang polos kepada ibunya, dan dari mulut mungilnya terucap tanya,

"ibu...kata orang aku anak haram karena lahir tanpa ayah?"

sang ibu terdiam dirasakan beribu tikam menghujam hatinya, pedih dan dalam kasih dia berkata,

"Anakku, kau tercipta karena Sabda dari Sang Pencipta, dan semua yang di Sabdakan Nya adalah mulia. Di Mata Nya kau adalah mulia dan indah"

"Haram itu apa ibu?"

"Haram adalah semua perbuatan yang tidak bertanggung jawab baik dihadapan Tuhan maupun manusia"

"jadi aku tidak haram?"

"engkau anak Tuhan, dan di dalam Tuhan semua suci"

senyum mengembang dari bibir mungil, dan kemudian tangan kecilnya merangkul ibunya penuh kasih

( hati wanita itu menangis " yang haram adalah perbuatan bapak biologismu yang telah menumpahkan segala nafsunya diatas tubuhku dan kemudian menelantarkan kita nak...")

klepretan

Waktu istirahat tiba, aku menikmati makan malam bersama temanku. Sambil berbincang-bincang kecil tiba-tiba dia bertanya,

“mbak, kamu orang jawa?”

“iya, kenapa memang?’

“ya pingin tahu saja. Mbak ini jawa asli?” lanjutnya

“iya” jawabku pendek sambil mengunyah

“aku ga percaya…, mbak benar-benar jawa tulen?” dan dia untuk sesaat menghentikan makannya dan menunggu jawaban dariku

Aku mulai agak sedikit terganggu dengan pertanyaannya

“kenapa sih?” agak senewen juga aku menjawabnya

“wajah jawa asli dan jawa ga asli kan beda mbak, kalau aku lihat wajah mbak ini bukan jawa asli”

“hmmmm, yang jelas eyang putriku masih keturunan tionghoa” kataku sambil menggigit lauk.”

“itu yang aku maksud” katanya sambil tersenyum, “sebab wajah mbak masih ada cina-cinanya”

“ga juga, aku item, pesek”

“yaah..mbak ini, kan wajah jawa asli dan campuran beda, seperti wajah teman-teman yang lain yang campuran” kemudian dia menyebut nama-nama teman kami yang masih campuran jawa-tionghoa

Aku hanya terdiam. Perbincangan kecil bersama temanku yang aku anggap ga mutu waktu makan malam di kantor, membawa satu pemikiran tersendiri ketika aku pulang. Memang benar ibuku menikah dengan laki-laki Jawa asli, tapi berhubung eyang putri dari ibu masih keturunan tionghoa, maka sisa-sisa itu masih menempel juga di diriku, adik kandung dan sepupu-sepupuku. Bahkan adikku selalu dikira orang Menado ketimbang orang Solo, tak ada yang percaya kalau dia adalah orang Solo.

Sebuah genetika yang diturunkan, meskipun sudah melalui beberapa generasi, ternyata mash dapat terdeteksi hingga kebeberapa generasi di bawahnya, meskipun dalam hal ini sudah terjadi percampuran yang berbeda dari gen mula-mula. Hukum Mendel tetap berlaku.
Lebih jauh kemudian aku berfikir, bahwa tidak hanya fisik saja yang bisa diturunkan oleh leluhur kita, sehingga kita masih mempunyai cirri-ciri seperti mereka, namun terlebih keberadaan hidup mereka juga ikut diturunkan kepada kita. Pikiranku kemudian melayang kepada keberadaan hidup seseorang. Bilamana seseorang itu telah dicap sebagai sesuatu, entah baik atau buruk, maka secara reflek orang-orang akan menyebutnya demikian,

“itu kan anaknya si A yang …, itu kan cucunya si A yang…, itu kan buyutnya si A yang …, itu kan cangaghnya si A yang…”
dan seterusnya sampai entah orang tak akan mengingatnya lagi

Salah seorang teman, di lingkungan keluarganya mempunyai suatu rutinitas acara keluarga, yakni arisan keluarga; keluarga besar trah Joko Tingkir. Ketika mereka berkumpul, satu gedung bisa penuh terisi keluarga besar tersebut. Entah sampai keturunan yang keberapa temanku sendiri sampai tidak tahu

“aku tidak kenal mereka” katanya.

Satu hal yang dapat dilihat, mereka semua bangga disebut sebagi keturunan Joko Tingkir. Sebuah keluarga dari trah yang terhormat,dan mereka boleh ikut menyandang kehormatan itu sampai cicit-cicitnya. Kenapa mereka bisa bangga menjadi bagian dari keluarga Joko Tingkir? Dan terang-terangkan mengatakan serta dgn bangga mengatakan “aku masih trah/keturunan Joko Tingkir” Tentunya hal itu tak luput dari keberadaan hidup Joko Tingkir yang mempunyai “nama” dimasanya. Joko Tingkir, adalah pendiri sekaligus raja pertama Kesultanan Pajang yang memerintah tahun 1549-1582, bergelar Sultan Adiwijaya.. Namun apabila keberadaan Joko Tingkir dulu berlawanan dari kehidupannya misalkan sebagai seorang buron, koruptor, pengkianat, pembunuh dan sebagainya, masihkan keturunannya akan mengklaim dengan bangga “ aku keturunan Joko Tingkir?”

Tanpa disadari keberadaan diri seseorang dimasa sekarang merupakan investasi di masa yang akan datang yang akan tetap melekat kepada keturunannya, seolah itu sebagai genetika, sama seperti keberadaan eyang saya yang keturunan tionghoa, klepretannya masih saya terima sampai sekarang. Jika menghendaki keturunan kita bangga terhadap diri kita, tentunya saat ini kita sudah mulai mempersipakan, hidup yang bagaimana yang hendak kita wariskan? Kehidupan yang baik merupakan investasi jangka panjang yang berharga, sehingga tak perlu disesali jika suatu ketika kita berbuat baik, namun tak mendapatkan balasan yang sepadan, sebab dengan berkemampuan berbuat baik, sebenarnya kita telah membentuk suatu sikap metal baik bagi diri sendiri yang kemudian kita teruskan kepada keturunan selanjutnya, Mental yang baik akan membentuk sebuah generasi yang baik dan itu merupakan cikal bakal sebuah lingkungan yang baik, itulah imbalannya, dimasa yang akan datang kita menciptakan sebuah lingkungan yang mempunyai sikap mental yang baik yang telah kita bentuk mulai sekarang.

Kita akan sangat bangga jika keturunan kita juga bangga akan keberadaan hidup kita. Apakah kita tak pedih jika anak cucu kita mengatakan

“orang tuaku koruptor, eyangku pembunuh, eyang buuyutku pemabok “

Maka berinvesatsilah nama baik untuk jangka panjang, karena itu jauh lebih berharga daripada permata se gunung

berenang

Berenang adalah suatu aktifitas olah raga air yang sangat menyenangkan. Namun ini berlaku bagi mereka-mereka yang bisa berenang. Sedang bagi orang-orang yang tidak bisa berenang ( seperti saya ) maka keberadaan air yang berada dalam kedalaman tertentu adalah merupakan ancaman, bahkan meskipun air tersebut dalam kondisi tenang sekalipun. Satu hal yang dikuatirkan adalah "tenggelam"

Ketidak mampuan berenang sehingga tidak dapat mengatasi air yang ada di sekitarnya menjadikan suatu kekuatiran yang berujung kepada ketakutan, namun hal ini menjadi sangat berbeda bagi mereka yang mampu berenang, mereka akan menjadikan wahana air sebagai suatu tempat yang menyenangkan.

Perenang yang handal bahkan akan mencari suatu tantangan tersendiri menuju ke alam bebas untuk mengasah ketrampilan berenangnya, mereka tidak hanya sekedar puas mampu berenang di kolam renang, maka laut dan sungai yang mempunyai gelombang mereka pilih sebagai tempat untuk menguji kemampuan mereka. Uji nyali dan itu sesuatu yang membangkan jika mereka mampu mengatasi.

Betapa berbedanya sudut pandang terhadap air dari seseorang yang tidak bisa berenang dan yang bisa berenang, satu sisi memandang air adalah hal yang menakutkan dan ancaman, namun disisi lain ada yang memandang sesuatu yang menyenangkan dan hal yang penuh tantangan,

Sikap internal mempunyai peranan penting di dalam memahami dan menyikapi akan apa yang sedang dihadapi. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa faktor external bukanlah satu-satunya penyebab terjadinya krisis dalam kehidupan.

Hidup mengandung banyak problematika yang beragam, dia ibarat gelombang yang setiap saat mampu menelan dan menenggelamkan keberadaan seseorang. Namun dengan berkaca dari prinsip berenang tadi, maka bagi mereka yang tangguh dan siap akan memandang gelombang kehidupan sebagai sesuatu tantangan dan bukan suatu ancaman.

Selamat berenang dalam kancaah kehidupan

kupu-kupu

Dia terlahir dari seeokor ulat..

Perusak...

dan seluruh kehidupannya terpusat untuk dirinya

namun ketika ulat itu mau masuk dalam proses kepompong..

dia berubah menjadi seekor kupu-kupu cantik

yang hidupnya berorientasi membantu makhluk lain, yaitu penyerbukan

bukankah demikian dengan kehidupan yang baru?

sebelum ada pertobatan, hidupnya hanya berfokus kepada dirinya, untuk kepentingannya, dan bersifat merusak bagi sesama

namun setelah ada pencerahan dan mau masuk dalam proses kehidupan perbaikan, berdiam diri dan mengolah diri, dan mau menundukkan dalam sabda Illahi

muncullah sebuah kehidupan baru, yang berarti, yang berguna bagi sesama

"yang lama telah berlalu, sesungguhnya yang baru telah datang"

tumor wajah

Tumor (berasal dari tumere bahasa Latin, yang berarti "bengkak"), merupakan salah satu dari lima karakteristik inflamasi. Namun, istilah ini sekarang digunakan untuk menggambarkan pertumbuhan jaringan biologis yang tidak normal. Pertumbuhannya dapat diogolongkan sebagai ganas (alignan) atau jinak (benign).

Tumor ganas disebut kanker. Kanker memiliki potensi untuk menyerang dan merusak tissue yang berdekatan dan menciptakan metastasis. Tumor jinak tidak menyerang tissue berdekatan dan tidak menyebarkan benih metastasis, tetapi dapat tumbuh secara lokal menjadi besar. Mereka biasanya tidak muncul kembali setelah penyingkiran melalui operasi.

Kanker adalah segolongan penyakit yang ditandai dengan pembelahan sel yang tidak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis). Pertumbuhan yang tidak terkendali tersebut disebabkan kerusakan DNA, menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol pembelahan sel. Beberapa buah mutasi mungkin dibutuhkan untuk mengubah sel normal menjadi sel kanker. Mutasi-mutasi tersebut sering diakibatkan agen kimia maupun fisik yang disebut karsinogen. Mutasi dapat terjadi secara spontan (diperoleh) ataupun diwariskan (mutasi germline).Kanker dapat menyebabkan banyak gejala yang berbeda, bergantung pada lokasinya dan karakter dari keganasan dan apakah ada metastasis. Sebuah diagnosis yang menentukan biasanya membutuhkan pemeriksaan mikroskopik jaringan yang diperoleh dengan biopsi. Setelah didiagnosis, kanker biasanya dirawat dengan operasi, kemoterapi dan/atau radiasi.

Bila tak terawat, kebanyakan kanker menyebabkan kematian;

Dengan bahasa sederhana, kanker adalah sel normal yang berkembang tidak normal dan akhirnya berubah fungsi dari kondisi mula-mula, dan akibat ketidak normalan fungsi menjadikan perusak bagi tubuh dimana dia berada, yang pada akhirnya membawa kematian.

Tidak berjalan sesuai fungsinya ternyata membawa akibat yang fatal. Kita dilahirkan dan ditempatkan pada tatanan alam kosmos, kita adalah bagian dari alam kosmos, yang telah diciptakan untuk menjaga suatu keharmonisan dengan membawa fungsi masing-masing

Jika fungsi itu terabaikan, hidup kita tidak lah berbeda dengan sel kanker, menjadi si perusak.

Untuk itu memahami hakekat dari fungsi kita di jagad raya ini sangat penting. Apakah fungsi kita? sudahkah kita menjalankan fungsi itu dengan baik? Seberapa jauh harmoni yang kita ciptakan dengan keberadaan kita?

Selamat menjalankan hidup menjadi makhluk ciptaan Allah untuk keharmonian alam kosmos. GBU

potongan jari

Lagu anak-anak Kepala, pundak lutut kaki, daun telinga, mata hidung dan pipi..dst, menggambarakan bahwa tubuh merupakan sebuah sistem dengan organ-organ yang ada di dalammnya

Organ-oragan tersebut satu sama lain berbeda bentuk dan fungsinya, diciptakan untuk saling melngkapai, menyupali dan membantu bagi pertumbuhan tubuh ( kumpulan dari semua organ ).

Jika masing-masing dari anggota tubuh melaksanakan fungsinya dengan baik, maka bagian-bagian tubuh ( organ ) akan tetap hidup dan berkembang secara baik pula

Namun jika salah satu organ terpisah dari tubuh utam, seperti gambar dia tasa, jari yang terpisah dari tubuh, dan berdiri sendiri. akankah dia tetap berfungsi?

Jawabnya tidak, sebab lambat laun akan mengalami kematian jaringan. Dengan terpisahnya salah satu oragn tersebut daritubuh utamanya, maka tak ada lagi suply makanan, oksigen darah yang mengalirinya

Tuhan adalah pokok kehidupan kita, jika hidup kita terpisah dari Nya, maka kita tak jauh beda dengan jari yang terpotong diatas. Hidup kita lama-lama akan kering dan mati.

Mari kita meneliti kehidupan kita, apakah saat ini kita masih melekat ke dalam pokok kehidupan, ataukah kita memisahkan diri dari pokok kehidupan kita

Selamat hidup bahagia

otak

Otak manusia adalah struktur pusat pengaturan yang memiliki volume sekitar 1.350cc dan terdiri atas 100 juta sel saraf atau neuron. Otak manusia bertanggung jawab terhadap pengaturan seluruh badan dan pemikiran manusia. Oleh karena itu terdapat kaitan erat antara otak dan pemikiran. Otak dan sel saraf didalamnya dipercayai dapat mempengaruhi kognisi manusia. Pengetahuan mengenai otak mempengaruhi perkembangan psikologi kognitif.

Dalam kehidupan, otak identitik dengan inteleginsia seseorang, maka dalam sudut pandang organ otak dipandang lebih berharga dibanding dari organ-organ lain misalnya tulang ataupun kulit

Benarkah demikian, otak lebih penting dan lebih berharga? benarkan dalam penilaian berharganya itu dia tidak membutuhkan yang tidak berharga seperti kulit maupu tulang?

Keberdaan otak yang sangat lunak, memungkinkan dia tidak dapat berdiri sendiri meskipun dia terbilang yang hebat di antara organ yang lain. Tanpa keberadaan tengkorak ( tulang ) ataupun kulit dan selaput meningen yang melindunginya maka otak riskan terhadap benturan, jika benturan-benturan itu hebat, maka dimungkinkan otak akan mengalami cedera dan tidak mampu menjalankan fungsinya sebagai koordinator.

Adakalanya kita mengklasifikasikan dalam kehidupan, ada orang-orang yang hebat ada pula orang-orang yang tidak hebat. namun jika dicermati, mereka adalah sekumpulan makhluk sosisal yang saling membutuhkan. Tidak ada satupun dari mereka yang dapat hidup sendiri.

Kesadaran itulah yang mesti kita tanamkan dalam kehidupan kita, bahwa kita membutuhkan orang lain. Kita tidak dapat hidup sendiri tanpa orang lain. Untuk itu satu tindakan yang dapat kita berikan adalah "saling menghargai" menghargai siapaun yang ada disekitar kita, yang kadang sacara status sosial mereka tidak pernah dianggap.

Kita ciptakan harmoni dengan menghargai

sakit mata

SAKIT MATA

Gambar diatas adalah keadaan mata yang terkena Konjungtivitis akut, yakni :
Merupakan radang konjungtiva atau radang selaput lendir yang menutupi belakang kelopak dan bola mata. Disebabkan oleh gonococcus virus, clamidia, alergi,toksik atau moluskum kontagiosum.
Manifestasi yang muncul adalah hiperemi pada kongjungtiva, lakrimasi, eksudat dengan sekret yang lebih nyata dipagi hari, pseudoptosis akibat kelopak mata membengkak, mata seperti ada benda asing.

Betapa tidak enaknya jika mata kita sakit, kita tidak bisa memandang apa yang ada di depan kita dengan nyaman. Semua tiba-tiba berubah buram, gelap, menyesakkan dan tidak nyaman. Matahari yang bersinar indah keliatan redup, alam yang indah seperti berkabut, gadis cantikpun akan terlihat seperti nenek sihir.

Hal itu disebabkan karena penglihatan kita terhalang oleh sesuatu, jika mata kita sehat, segala sesuatu akan terlihat sebagaimana mestinya.

Bukankah demikan dengan hati? Jika hati kita sehat, bersih dan secure, maka kita bisa memandang sesuatu menjadi indah?

Bukan kuman diseberang lautan yang membuat hidup kita susah, namun gajah yang dipelupuk mata itulah yang harus kita singkirkan.

Selamat mempunyai mata sehat

korengan

K O R E N G A N

Jika salah satu dari kulit kita terluka, meskipun itu cuma luka yang kecil dan kemudian menjadi koreng, tentunya kulit disekitar nya akan ikut sakit, radang

Kulit yang telah menjadi koreng, akan sangat sakit jika terkena gesekan, meskipun suatu gesekan yang sangat kecil sekalipun

Bandingkan dengan sebuah kulit yang sehat, meskipun digesek-gesek ataupun kadang kalau kita gemes kita mencubitnya, kita tak akan merasakan sesakit jika kulit kita korengan

Demikian dengan sebuah hati, hati yang bersih, hati yang bening, tak akan mudah meradang ketika diri kita mengalami sebuah celaan. Sebab hati tersebut sehat.

Maka jika kita mudah tersinggung, sakit hati, marah, dengki, sombong, dan rupa-rupa kemurkaan lainnya, berhati-hati lah, bisa jadi hati kita bukan hati yang sehat, mungkin hati kita sedang korengan sama seperti kulit tadi.

Untuk itu menjaga hati seperti anjuran seorang ustadz, A.A Gym sangat kita perlukan

Eling Lan Waspada...

kapling

Ketika aku di taruh di dunia, maka inilah yang aku lakukan :
Aku bikin 3 buah kapling dengan pembagian Kecil, Menengah, Besar. Aku tetapkan kriteria yang sesuai dgn spesifikasi masing2 orang untuk dapat memasuki masing2 kapling. Aku beri range nilai. Dan inilah yang aku katakan kepada mereka:
" yang IQ diatas 135, mempunyai kedudukan di masyarakat, Katam terhadap Kitab suci, Religius, mempunyai kekayaan dengan aset diatas 1 Milyard, rajin beribadah, halus tutur bahasanya, sopan, rajin, rapi, berpendidikan minimal S1, mempunyai jiwa sosial yang tinggi, pemeluk agama yang taat,dst...."

Maka yang tidak memasuki kriteria yg aku tetapkan aku golongkan dalam kapling menengah atau kecil

Dan lihatlah, sekarang tatanan sudah teratur (menurutku) karena semua terletak sebagimana mestinya. Dan aku merasakan sangat puas, krn menduduki kapling yang besar. Secara hati aku merasa menjadi yang besar...orang2 yang berada di kapling kecil dan menengah selalu tunduk hormat kepadaku juga kepada orang2 yg hidup di kapling besar. Mereka tidak pernah berani membantah apapun thd perintah2 yg diberikan oleh orang2 di kapling besar...

Puas....

Sampai suatu saat aku menerima telepon

" Hallo..besok anda dipanggil Juragan Yesus untuk kembali ke Surga, anda besok dijemput langsung oleh Malaikat, terimaksih"

Seneng rasanya..akhirnya aku kembali ke rumah Juraganku, sebab kata pendahulu2 di tempat juragan itu enak dan megah, tidak sama dengan di dunia. Keesokan harinya aku benar2 di jemput oleh Malaikat.

Sampai di depan pintu Surga, aku dicek..dan ternyata benar, aku memang dipanggil oleh juragan Yesus..aku dibukakn pintu, sesampainya di dalam aku clingukan...semua sama, putih semua..penghuninya juga pake baju, model yang sama..dan kulihat ada seseorang yg dulu di kapling kecil juga pake pakaian sama

Aku berfikir..ah mungkin di sini tempat orang-orang di kapling kecil dan menengah, shg baju dan modelnnya jadul2, aku berjalan lagi semakin jauh, tapi sepanjang yg kutemui semua sama...

Sampai akhirnya..ada yg menegorku...aku pikir pasti ini tukang kebunnya Surga, karen juga memamaki baju yg sama,..baju jadul, kemudian dia tersenyum sambil mengulurkan memberikan sepotong baju

"Lepas bajumu dan ganti pakai ini..."

Aku ingin meneyakan kepada orang itu..dimana juragan Yesus..namun belum sempat kata2 itu terucap orang tersebut bilang lagi..

"Sssttt......di Surga ga ada kapling...semua sama..."

Dan sebelum aku mengucap sepatah katapun kulihat tangan orang yg mengulurkan baju ke aku ada bekas lubang paku di kedua tangannya...Sekali lagi orang itu tersenyum padaku dan mengangguk..

"Juragan Yesus....???" aku cuma melonggo ga percaya...

Juragan Yesus begitu sederhana...tidak seperti yg aku bayangkan, Beliau mau memakai baju yang jadul supaya semua di surga mjd sama

Aku termenung sesaat, menyesali akan apa yg aku perbuat di dunia, ternyata Juragan Yesus ga pernah bikin Kapling seperti yg aku buat, dan aku merasa malu atas semua tindakanku

"Juragan Yesus...kulo nyuwun ngapura....."

juraganku

Suatu hari Sang Juragan memanggil semua karyawan dikumpulkan di ruang kerjanya. Beliau mengatakan bahwa akan pergi ke luar negri dAlam jangka waktu cukup lama untuk mengurus bisnisnya yang baru. Maka semua karyawan dipanggil dalam rangka pembagian pekerjaan dan mengelola bisnis yg ditinggalkan. Mulai satu persatu dipanggil dan diserahi tanggung jawab harta yg harus dikelola. Cukup lama waktu yang diperlukan karena karyawan dan harta yg akan didelegasikan cukup banyak.

Ada yang diserahi uang..mesin2 pabrik..properti..sawah...ternak...sawah...bank..toko..warnet..rumah makan..dst. Aku menunggu panggilan itu juga. Kok lama ya...tapi aku sabar. Setelah 3 jam berlalu akhirnya tinggal aku yg ada diruang itu. temaN2 ku sudah pada pergi dan melakukan pekerjaan baru sesuai dgn job dis yg diberikan Juragan

"ooo kamu ya..." aku mendekat, " iya Juragan, ini saya.."
"Ayo ikutlah aku, bagianmu tidak disini..."
Aku berfikir, wah pasti pekerjaan yang akan diberikan kepadakau jauh lebih berharga dan besar dibanding teman2 yg lain, karena aku harus keluar ruang kerja juragan. Aku berjalan di belakang Juragan dan mengikutinya. Dari ruang kerja..melewati ruang penerima tamu...ke halaman..mutar ke kanan menuju belakang. Aku sempat berfikir mau dibawa kemana aku ini? dan wujud benda itu apa? Apa mungkin mesin produksi yang baru? Traktor? atau mobil? ah...aku senyum2 sendiri membayangkan

Sampai akhirnya...di depan sebuah kandang ternak
" Aku tugaskan kepadamu untuk mengelola semua kotoran ternak yg ada di sini selama aku ke luar negri"
Aku terperanjat tak mengira...protes..
" Tapi JuragaN..selama ini saya bekerja di dalam rumah..mengurusi benda2 antik dan alusan di dAlam rumah..saya tak terbiasa pekerjaan kotor dan kasar seperti ini..ini kan tugas Parmin untuk membuang kotoran ke kebun...bukan tugas saya"
mata Juragan memandang tajam dan tak bergeming..dan akhirnya aku hanya bisa menjawab
" Inggih...juragan"

Satu minggu setelah kepergian Juragan, aku masih jengkel..kotoran hewan di belakang rumah tak kuurus sedikitpun..jujur aku iri sama teman2 ku, mereka dikasih pekerjaan yg enak2 (menurutku) sedangkan aku..disuruh mengelola kotoran hewan...
Satu bulan berlalu..tetap tak kupegang pekerjaan itu..waktuku hanya kuhabiskan untuk merenungi nasib dan kecewa..kenapa aku hanya diberi kotoran hewan...
Setengah tahun berlalu...kotoran hewan mulai menumpuk dan berbau busuk..orang2 dirumah mulai menyalahkan aku..krn tidak segera mengurus kotoran ternak. Mereka mengancam akan melaporkan kepada Juragan krn aku malas

Dengan enggan aku berjalan ke arah kandang, gila....banyak sekali kotoran ini...harus aku apakan? harus aku buang kemana? Tiba2 aku ingat..ketika di desa dulu Pak Lik memanfaatkan kotoran ternak untuk dibuat pupuk. Dan sampah2 yg ada dibuat kompos. Maka saat itu aku bergerak. Aku cari informasi cara pembuatan kompos dan pupuk organik. Semua buku aku baca, semua org yg tau ttg pembuatan pupuk aku temui, aku juga pergi ke dinas pertanian untuk ngangsu kawruh.

Tak terasa setengah tahun telah berlalu, sekarang aku tidak hanya membuat pupuk organik dan kompos namun aku telah mampu menjualnya, dan pemasukan atas pupuk itu semakin besar, krn permintaan pasar semakin hari semakin tinggi. sampAi akhirnya aku meminta modal kepada bagian keuangan untuk membikin pabrik pupuk organik. tidak hanya sampah rumah dan kotoran ternak rumah saja yg aku kelola, namun sanpah dan kotoran ternak dari daerah2 lain juga aku garap, yg akhirnya mendatangkan income.

10 tahun berlalu, usaha pupuk yg aku kelola berjalan dengan pesat bahkan telah mempunyai cabang di hampir setiap kota besar, tiba2 ada khabar, kalo Juragan mau rawuh. Diadakan pesta besar2 untuk menyambut kedatangan Juragan. Semua sibuk, termasuk sibuk membikin SPJ..aku juga..

Semua karyawan dikumpulkan lagi di ruang Juragan seperti dulu. Dipanggil satu2 untuk dimintai pertanggung jawaban. Dan aku lihat tidak semuanya senang, ada yg nangis, ada yg sedih, ada yg senang...tyt tidak semua teman2 ku sukses menjalankan tanggung jawab yg diserhakan kpd mereka. Dan bagi mereka yg telah membikin rugi perusahaan langsung dipecat seketika. Tibalah giliranku

Aku serahkan semua hasil kerjaku di hadapan Juragan. Aku ga berani membayangkan, atau berfikir macam2 seperti dulu lagi...Tiba2 kulihat juragan tersebut dan berdiri sambil menepuk pundakku. "Besok kamu menjadi asisten pribadiku dalam mengeloala perusahaan ini". Aku melongo tak percaya...aku cubit semua tubuhku..aku pastikan ini bukan mimpi. Dan semakin kuyakini setelah Juragan menunjukkan ruang kerjaku yang baru

"Matur nuwun Juragan..."

(Nasib bukan takdir...kita yang mengusahakan, bukan karena fasilitas kita bisa sukses, namun karena kita mau memakai hati dan pikiran kita yang telah diberikan Tuhan untuk berbuat. Tuhan itu adil, Dia tidak memudahkan umatNya untuk mdp kan sesuatu dgn mudah dan gampang, Dia tidak ingin kita mjd umat yg manja dan lumpuh karena tll banyakk fasilitas, Dia ingin mempunayi umat yang berkualitas untuk ikut dalam semua pekerjaanNya)

menggambar

Ketika pelajaran menggambar di kelas di mulai, Pak Guru membagikan selembar karton putih kepada masing2 murid. Dipapan tulis, Pak Guru memberikan contoh :
"anak2, ambil pensil gambar kalian, sekarang buat garis seperti ini, seperti pak Guru...ya bagus...kemudian bikin garis lengkung....nah selanjutnya buat bulatan2 seperti ini, nah kemudian kalian bisa menambahkan lagi garis dan lengkung yang sesuai "pilihan" kalian kemudian garis dan lengkung yang telah kalian buat diberi warna, dan kalo sudah selesai, gambar tersebut kalian beri judul. Saya kasih waktu kepada kalian sampai jam istirahat, selesai tidak selesai harus dikumpulkan"

Maka mulailah para murid meneruskan pekerjaan mengambar sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, mereka mengembangkan daya imajinasi mereka masing2, waktu berlalu, nampak sekarang di masing2 kertas para murid, dari sekedar coretan garis, lengkung dan bulatan, tercipta bermacam2 gambar yg indah pun disertai warna2 yang menghidupkan gambar tsb. Ada meneruskan mjd gambara pantai, gunung..tata surya...keramain pasar..pertokoan...tempat sampah..telepon...mall...kebun binatang..wayang..petani..dan masih banyak lagi

"Waktu selesai...ayo pekerjaan segera dikumpulkan" para murid segera mengumpulkan pekerjaannya, pak Guru kmd meneliti satu persatu masing2 gambar tersebut dan tersenyum. Lanjutnya :
" Anak2..kalian lihat tadi...pada awal pelajaran bapak memberikan selembar kertas putih...kemudian bapak memberi kepada kalian sebuah contoh untuk membuat garis dan lengkung...apakah tadi sudah dapat kalian katakan bahwa gambaran itu berarti? Belum...kalo toh diberi judul itu namanya hanya garis dan lengkung dan tak memberi arti apapun, tapi setelah kalian melanjutkan lengkungan dan garis yg lain, maka terciptalah sebuah gambar yg nyata, yg bisa dibaca dan semakin indah ketika kalian beri warna. Andai kalian hanya memberi warna saja tanpa ada pembatas garis maupun lengkung..dapatkan gambar kalian didefinisikan? Tidak...bisa saja kalian beri warna hijau...tanpa garis dan lengkung..org bisa mengatakn itu sawah..tapi setelah kalian beri batas yg jelas..org bisa mengatakan ooo itu bentuk buah kelapa. Akan tetapi yang lebih penting dari semua ini adalah...pilihan kalian sendiri dalam meneruskan garis dan lengkung..kalian mempunyai bayangan kedepan mau menjadikan apa garis dan lengkung ini...dan ternyata tercipta macam2..ada yg menjadikan gunung..pantai...pasar..dimana semula saya tak akan membayangkan bahwa kalian akan menjadikannya demikan. Sebenarnya saya tidak memberi pelajaran mengambar apa2 kepada kalian selain memberi kertas dan contoh mebuat garis dan lengkung. kalian sendiri telah menjadi guru menggambar buat kalian. Nah pertemuan dengan saya cukup sekian, kalian boleh beristirahat. Selamat siang..."

(Pada dasarnya saat kita lahir kita juga sama seperti kertas putih, belum terbentuk pola apapun, orang tua diberi mandat pertama untuk meletakkan garis dan lengkung, seirama perjalanan waktu, ternyata kita yang meneruskan garis dan lengkung itu, serta memberinya warna. Dan pada saat akhir hidup kita, Sang Khalik tinggal menerima gambar kita, ntah kita menjadi Burisrawa..Buto Cakil..Dewi Kunthi..Sengkuni..Pandu...Bisma...Nakula Sadewa..Yudisthira...Bima..Arjuna..Karna atau yang lainnya.
Takdir....?? Pada awal kehidupan, kita hanya lah kertas putih yg bergambar garis dan lengkung. Kita telah diberi pilihan untuk menggambar diri kita dan pilihan yg telah kita goreskan di kertas kita adalah takdir kita. Sang Khalik bukanlah kambing hitam, yg harus kita salahkan bila terjadi sesuatu yang tidak enak terjadi thd diri kita...cobalah untuk keluar dari diri dan melihat apa sebenarnya yg terjadi, agar mata kita menjadi jelas, memandang diri dari dekat atau dari dalam akan menyulitkan kita untuk mengetahui keberadaan kita yg sebagai mana adanya. Keluar dan pandangi gambar kita, bakal menuju Swargaloka atau Neraka)

obat

(mengingat ketika masih bekerja di Laboratorium Farmasi)

Obat yang kita kenal sehari2 adalah sebentuk sediaan yang dibuat oleh pabrik Farmasi sebagi salah satu sarana dalam memberikan terapi terhadap penyakit yang kita alami. Obat dapat terbuat dari bahan herbal ataupun kimiawi. Sebuah obat bisa memberikan efek terapi jika didlam obat tersebut mengandung zat berkasiat dan kandungan zat berkasiat sesuai dengan bakuan tetap sehingga dapat memberikan efek terapi yg sesuai dengan usia dan berat badan seseorang.

Dalam perjalanan pembuatan obat sampai obat tersebut dipasarkan di pasaran, kandungan obat yang telah mempunyai expire date tertentu akan tetap dipantau oleh bagian Quality Control pabrik Farmasi tersebut, yang disebut dgn uji Validitas, hal ini dilakukan untuk mengontrol kualitas obat masih layak tidaknya dikonsumsi oleh manusia dalam jangka waktu tertentu. Jika ternyata validitas obat mengalami penurunan dalam kurun waktu tertentu sebelum obat tersebut expire date, maka bagian R&D akan melakukan uji formulasi obat kembali, untuk dapat ditetapkan suatu kondisi obat yang stabil sesuai dgn jangka waktu obat tersebut ex-date.

Inilah yang akan dikerjakan oleh bagian Quality Control ketika memvalidasi kadar sebuah obat. 1 butir obat adalah sebuah sediaan yang terdiri atas, zat berkasiat dan zat tambahan. Sehingga jika kita pernah minum obat misal Panadol, maka satu butir Panadol akan terdiri atas 500 mg Paracetamol (zat berkasit) dan 200 mg zat tambahan sehingga total berat dari 1 butir obat adalah 700 mg. Zat tambahan ini berupa zat perekat, zat pemanis, zat pengawet, zat anti jamur, zat pengeras, jika ingin mengetahui berapa % kadar zat berkasiat, maka obat tersebut harus diextraksi terlebih dahulu untuk melepas segala zat tambahan, sehingga diperoleh zat berkasiatnya, baru zat berkasiat yg dipoeroleh ditentukan berapa % kadarnya dengan metode penetapan yg sesuai. Jika dalam pengukuran kadar zat berkasiat masuk dalam +- 100% maka validitas obat tersebut masih baik. Dan formulasi akan obat tersebut tetap dipertahankan.

Saya mencoba merefleksikan pengalaman penetapan zat berkasiat ini dalam kehidupan saya. Dalam ujud kelahiran, saya tercipta dalam naungan zat berkasiat Illahi, sejalan dengan perjalanan hidup saya, maka bertambahlah zat tambahan seperti pendidikan, pangkat, kekayaan, kehormatan dan lain sebagainya. Zat bekasiat saya berbaur dengan zat tambahan dalam hidup, dan memberikan predikat "SAYA"

Jika suatu saat yang empunya hidup ingin mengetahui atau memvaliditas zat berkasiat yg masih ada dalam hidup saya, kmd saya diextraksi, mulai dari gelar, pendidikan, pangkat, pekerjaan, trah, kehormatan bahkan fisik, maka pertanyaannya :
1. Masih ditemukan kah zat berkasiat yg dari Illahi dalam hidup kita?
2. Kalau masih ada, berapa % kah kadarnya? Masih 100% atau berkurang?

Kita ketahui bersama bahwa zat berkasiat Illahi adalah, suka cita, damai sejahtera, kerendahan hati, sabar, kasih, lemah lembut, tidak sombong, murah hati, mengampuni...inti kehidupan yg dimikili oleh Sang Khalik yang dihembuskan kepada kita saat kita bakal janin, saat kita masih dalam bentuk embrio, terekam dalam rahim sang bunda, dan kita tak tau kapan waktu peng hembusan zat berkasiat Illahi itu terjadi, namun tanpa kita sadari itu berada dalam hidup kita.

Saat tutup buku kehidupan kita berakhir, laporan pertanggung jawaban apa yang bisa kita berikan kepada Sang Khalik atas zat berkasiat Illahi yang telah di berikan kepada kita?

pencipta

Pulang sekolah, anakku berseru dengan gembira.."mama lihat aku punya plastisin, aku punya 3 buah, bu guru yang kasih" sambil tangan mungilnya terulur menunjukan 3 buah plastisin kearahku, berbentuk empat persegi panjang berwarna-warni. Setelah menjalankan upacara ritualnya, yaitu ganti baju, meletakkan baju seragam ke ember, menaruh sepatu di rak sepatu, trus cuci kaki dan tangan, maka mulailah jagoanku mengexplore plastisinnya dibentuk2 sesuai imajinasi dia.

Tak berapa lama kulihat ada beberapa macam bentukan yang dia buat dari plastisinnya, aku mencoba bertanya,"ini apa dik?" dengan bangga dia menjawab sambil menunjuk satu persatu " Ini ular..ini kereta Argo lawu..., ini kapal terbang..., ini astronot..., ini kapal induk..ini roti ulang tahun..,ini roket..dan yang ini aku sama mama" Aku terhenyak..jujur semua yang dia sebutkan tak ada satupun bentuk yg bisa menggambarkan apa yg dia ucapkan. Seperti waktu dia bilang ini roket...buat aku lebih pantas kalo itu disebut ulekan dari pada sebuah bentuk roket. Apalagi waktu dia menunjuk ..ini aku sama mama...duh, mungkin lebih tepat kalo aku bilang itu bentukan pentol korek..aku cuma mengangguk mengiyakan, meski hati ga setuju, namun aku tak mau mengecawan hatinya yg lugu itu.

Lanjutnya.."ma aku pinter kan? buatanku bagus kan? Nilai ku A ya ma..." Iya..jawabku mebuat matanya berbinar senang.

Sebuah ciptaan, sebuah karya..dari si pencipta, bagaimanapun wujud ciptaan itu, adalah suatu expresi, suatu proyeksi diri, dan menggambarkan tentang aktualisasi diri, dan sejatinya, ciptaan atau karya adalah hati dan diri dari si penciptanya. Seperti seorang seniman lukis membuat lukisan, maka lukisan itu merupakan dirinya yg dia expresikan di atas kanvas, apapun bentuknya.

Aku termenung sesaat, aku memandang diriku sendiri. Aku adalah ciptaan Sang Pencipta. Berarti aku juga merupakan expresi dari Sang Pencipta itu sendiri, orang-orang yang ada disekililingku, yang cantik..yang pintar..bahkan yang cacat sekalipun..semua adalah expresi Sang Pencipta.

Jika ada si cacat bertanya.."dosa siapakah ini sehingga aku cacat?" oh..tak ada yang berdosa, bahkan orang tuanyapun tidak, engkau adalah expresi Sang Pencipta, di MataNya engakau tetap indah, mungkin orang akan memandang engkau sebelah mata .., itu benar..dan tak tak perlu disangkal.. ya..sebab engkau bukan ciptaan mereka, maka layaklah mereka mencela..sebab engkau bukan expresi dari kekayaan batinnya. Namun lihatlah..adakah Borobudur menjadi runtuh keagungannya ketika ada cicak yang ber tai disana? Sang Pencipta tetap memandang engkau sebuah keagungan yg tak ternoda atas sebuah celaan.

Aku terhanyut dalam perenunganku, jika aku pernah mencela...membenci...merusak orang lain..berarti aku telah merusak hati Sang Pencipta. Seperti aku akan membuat sedih hati anakku bila aku mencela roket buatannya dan aku mengatakan itu ulekan dan bukan roket.

Jadi siapakah aku dan mereka? Kesadaran untuk memahami bahwa kita adalah expresi hati dan jiwa Sang Pencipta akan membawa kita dapat menghargai "sesama"

resep obat

Sebuah keluarga yang terdiri atas ayah, ibu, dan tiga orang anaknya, suatu saat terserang suatu penyakit yang menjadi wabah di desanya. Penyakit itu demikian mengerikan yang dapat mengakibatkan suatu kematian. Nama penyakit itu Dosamisitis, penyebab utamanya adalah virus Luciferia, yang menyerang daya tahan tubuh, menggerogoti daya tahan tubuh secara perlahan kemudian mengakibatkan kematian yang mengerikan.

Begitu takutnya keluarga itu terhadap penyakit yang dideritanya, maka mereka berinisiatif pergi berobat ke dokter. Ternyata masing-masing anggota keluarga telah mempunyai langganan dokter keluarga pribadi. Sang ayah pergi ke dokter Doislamica, sang ibu ke dokter Rekatholika, anak 1 pergi ke dikter Michristian, anak ke 2 berobat ke dokter Fabudhis, dan anak ke 3 ke dokter Solhindusta. Sore itu mereka segera pergi ke masing2 dokter pilihan mereka, tak lama setelah mengantri mereka segera mendapat pelayanan kesehatan, dan diberikan resep obat untuk segera ditebus di apotik. Adapun isi resep tersebut untuk masing-masing keluarga adalah sama, meskipun mereka dari dokter yang berbeda. Dari pihak Dinas Kesehatan telah menganjurkan kepada semua dokter baik yang senior maupun yunior untuk memberikan resep obat yang sama kepada pasien yang menderita penyakit Dosamisitis akibat Virus Luciferia, karena ternyata wabah yang menyerang adalah satu jenis penyakit yang sama, maka rata-rata dokter memberikan obat yang sama untuk semua pasien atas anjuran dari Dinas Kesehatan, yang diutamakan adalah perbaikan daya tahan tubuh, dan anti virus.

Isi dari resep tersebut adalah :
R/ -Pertobatan
ad segera

- Hidup Suci 100%
ad 24 jam selamanya

- Kasih sesama
ad 24 jam selamanya

- Pengampunan
ad 24 jam selamanya

dan obat tersebut harus diminum tiap saat tanpa berhenti selamanya, untuk mematikan virus, dan mencegah virus masuk dengan meningkatkan daya tahan tubuh.

Satu-satunya apotik yang ada di desa itu adalah Apotik Jalan Terang, betapa banyak pasien yang mengantri disana untuk membeli obat dari resep yang mereka terima dari dokter. Bagian penerimaan resep segera menerima resep tersebut, mereka disuruh mengantri. dalam mengantri masing-masing anggota keluarga itu, ayah, ibu dan ke 3 orang anaknya menceritakan betapa hebatnya dokter mereka dan betapa bagus resep yang diberikan kepada mereka.

Ayah : "dokte ayah itu, dokter Doislamica, adalah dokter yang hebat, bukti nya pasiennya sangat banyak, berarti dia adalah dokter yang ampuh mengobati pasien"

Ibu : " Ooo..ga bisa ayah, dokter ibu yang paling bagus, dokter Rekhatolika, lebih manusiawi kalo memeriksa, teliti, lebih pinter, belum tentu yg pasiennya banyak dokternya pinter mengobati"

Anak no 1 : " Eee..jangan salah, dokterku yang paling bagus, Dokter Michristian, lebih terkenal, valid, jam terbangnya tinggi meskipun dia terbilang senior"

Anak no 2 : " kalo ke dokter, pake dong dokterku, Dokter Fabudhis, lebih senior dan kalem, ga grusa gusu kalo periksa pasien.."

Anak no 3 : "Dokter2 kalian itu payah, lebih bagus dokterku, dokter Solhindusta..ga ngoyo, pasiennya juga sedikit, sehingga lebih teliti kalo memeriksa.

Keluarga itu bertengkar hebat di apotik, memperdebatkan keampuhan dokter dan resepnya, sehingga petugas apotik turun tangan untuk menengahi..

Petuga Apotik : "pak...bu..mas..mbak...kita itu sedang terkena penyakit yang sama, atas anjuran Dinas Kesehatan para penderita sakit diberikan resep yang sama, meskipun itu dari dokter senior dan junior. Yang terpenting saat ini bukan waktunya lagi memperdebatkan dokter dan resep siapa yang hebat, namun selepas dari apotik, anda2 segera mengkonsumsi obat tersebut secar rutin, sesuai yg dianjurkan dokter. Percuma anda berdebat dan bertengkar hebat tentang dokter dan resepnya jika anda "tidak pernah meminum obat tersebut". Yang menjadikan anda sembuh dari penyakit ini bukanlah hebatnya dokter dan resep, namun rutinitas obat yang anda minum. Anda paham..nah sekarang pulanglah..ini obat anda telah selesai, minumlah obat ini sesuai dengan takaran secara disiplin, maka yakinlah, penyakit anda akan segera sembuh"

Petuga apotik mengantar keluarga tersebut dengan senyum, dan keluarga tersebut pulang ke rumah untuk segera mengkonsumsi obat yang telah diberikan.

(hai manusia..bukan dogma..agama..dan kitab suci yang membikin engkau selamat, namun menjalankan dan melakukan apa yg telah tertulis dalam kitab suci itulah yang membuat engkau selamat, berhentilah bertikai ttg siapa yang benar, yang benar adalah yang melakukan perintah Tuhan dan bukan memperdebatkannya. Sudahkan anda meminum obat anda?)

nyah nyoh

mengingat akan temanku yg dalam proses kepompong untuk menjadi seorang Kapolres)

Kukenal dia, sebagai seorang pribadi, dan bukan sebagai seorang pejabat;Wakapolres. Perawakannya yang ramping, dan humanis, dengan senyum ramah yang selalu terpancar dari raut mukanya, meski lelah mendera akan tugas2nya sebagai abdi masyarakat yg Full Time, like emergency room, UGD 24 jam non stop, begitu yg selalu dikatakannya. "Capek mbak..namun ini adalah tugas" tak ada nada sesal akan waktu2 yg hilang bersama keluarga, harus digadaikannya demi keamanan masyarakat. " Hari minggu adalah waktu buat keluarga mbak.." Dalam low profile nya yang aku bilang lebih pantas untuk menjadi seorang dosen FISIPOL Jurusan Komunikasi, dengan mengampu mata kuliah Public Relation, ketimbang menjadi seorang Wakapolres, namun dalam lembutnya penampilan, menyiratkan satu garis tegas, "Aku seoarang Polisi"

Menghilangkan kesan formal, agar bisa bergradasi dengan masyarakat, menghilangkan kesan angker yg selama ini terpancar dari dinding lembaga Kepolisian teredam. Dan aku tau, bahwa dalam sikapnya yg sangat2 andhap asor (salut deh....), telah dipunyai kelebihan dalam Intelegensia yg terbungkus dalam humoris yg cerdas.

"Hidup kita milik Tuhan mbak, dan Tuhan akan selalu memberikan yang terbaik bagi kita, selayaknya kita juga memberi kepada sesama..nyah nyoh " begitu setiap kali pembicaraan kecil dibuka, "Saya sih punya nyoh pak..namun ga ada nyah nya..." Nyah nyoh dalam bahasa jawa yang mempunyai arti memberi dengan ringan hati, tanpa berfikir panjang akan mendapat balasan dari org yg telah di beri. Berlandaskan sikap empati untuk memenuhi kebutuhan orang lain yg sedang membutuhkan tanpa harus menunggu orang lain memintanya dari kita. Suatu sikap inisiatif yg berkesinambungan yg bermula dari kerelaan hati yg paling dalam, mengertia akan kesusahan orang lain.

Lanjutku, mungkin bagi mereka yg mempunyai kelebihan finacial seperti temanku ini, akan mudah untuk Nyah Nyoh..kapanpun dan dimanapun dimintai bantuan secara materi sewaktu2 siap, kalau saya? Pasti tetap mikir. Sebenarnya ada benih yg tumbuh dalam hati untuk Nyoh...sebuah karsa..kerelaan untuk memberi, namun kadang yg akan diberikan itu lho yg ga ada. Nyah nya yang ga ada.

Terus saya bilang ke temanku.." Kita tidak hanya nyah nyoh aja dalam materi pak, namun apa yg kita punyai saat ini, bisa tenaga kita, pikiran kita, waktu kita, yang bertujuan untuk membantu orang lain" Cling.....ketemu sudah jawabnya, "Setuju.." katanya.

Terkadang tanpa sadar kita telah membatasi diri terhadap diri kita, dan org lain untuk menolong org lain. Kita memberi batas bahwa kita kita tak mampu, org lain yg mampu, sehingga kita hanya menjadi penunjuk, dan bukan pelaku untuk menolong orang. Padahal kalau ditelusuri lebih lanjut, Tuhan melengkapi kita sedemikian rupa agar kita bisa dan mampu menjadi penolong orang lain dgn apa yg saat ini melekat dalam diri kita.

So..ga ada alasan untuk tunjuk2 lagi kan...selamat ber nyah nyoh untuk menolong sesama.

post power sindrome

Pagi itu aku bertugas di kantor cabang, sesuai dengan jadwal bulanan yang telah diberikan, tak berapa lama setelah aku mempersiapkan ruang kerja, datang customer; pasien, sepasang suami istri yang telah menuju uzur.

"Selamat pagi mari silahkan duduk", kataku sambil mempersilahkan mereka duduk di kursi.

" Ada yang bisa saya bantu?", saya memulai percakapan,

"Saya mau medical cek up," kata si bapak, saya memberikan kode apakah ibu juga akan periksa, dan ternyata hanya si bapak yang akan cek up.

"Atas permintaan pribadi atau permintaan dokter?"

"Dari dokter, ini resep pemeriksaan laboratorium dari dokter", lanjut si bapak sambil menyerahkan form permintaan pemeriksaan.

" Maaf pak, apakah bapak sudah mempunyai kartu periksa?"

"Saya pasien lama, dan kebetulan kartu periksa saya ketinggalan di rumah"

"Kalau demikan saya akan mencatat ulang data bapak, supaya nanti mudah untuk mencari status pemeriksaan, maaf nama bapak..?" kemudian aku memperjelas tulisan dokter tentang identitas pasien.

"Alamat?"

"Tanggal lahir?"

dan belum selesai aku menulis semua data..tiba-tiba bapak tadi berdiri dari kursi sambil menuding ke arahku , marah..!!!

"Saya ini mantan pejabat, pimpinan tertinggi di lembaga itu, kalau saya pergi ke kantor pusat kamu, bos kamu pun akan keluar dari ruang kerjanya menyambut saya, semua karyawan di kantor kamu mengenal saya, dan saya heran kamu sama sekali tidak mengenal saya, bahkan menanyakan ulang data saya"

Aku kaget setengah mati, tak menyangka akan mendapat serangan yang tiba-tiba seperti itu, aku berusaha memutar otak mengingat semua pasien yg notabene "pejabat" namun sungguh aku belum pernah bertemu dengan si bapak ini..dan kulihat kondisi si bapak tersengal-sengal karena emosinya yang meledak kepadaku.

"Bapak, saya mohon maaf bila saya belum mengenal bapak, karena memang saya baru mengenal dan tahu bapak di sini, saya banyak mengenal rekan sejawat dan "mantan" anak buah bapak, namun maafkan saya karena saya belum mengenal bapak", kemudian aku sebutkan nama-nama orang, mantan anak buah dan rekan2 sejawatnya, aku sebutkan nama mereka satu persatu,

"Hmmm...dan kenalkan saya Nia pak, saya akan coba ingat data bapak"

Si ibu yang dari tadi diam kemudian bicara, untuk meredam suasana,

"Bapak ini ya lucu, lha wong bapak ini ga pernah periksa di cabang ini kok petugas disini disuruh mengenal bapak"

Istri yang bijaksana......................................................

Aku ceritakan kejadian ini kepada temanku seoarang Kepala ICU sebuah Rumah Sakit Swasta untuk sekedar sharing.
"Post Power Sindrome", katanya, "Biasanya melanda para pejabat dan penguasa yang sudah pensiun, mereka mengira bahwa kekuasaan itu masih melekat meskipun mereka sudah purna kerja. Salah satu karakter yang mereka punyai adalah, ingin supaya orang lain tetap tunduk hormat dan munduk2 sama seperti waktu mereka masih menjabat. Pasienku juga banyak seperti itu, jadi jangan heran"

Kemelekatan, sesuatu yang melekat, dan dianggap sebagai miliknya selamanya, dan sangat mempengaruhi dalam hidupnya, walau sebenarnya itu bukan sesuatu yang kekal, yang akhirnya akan menjadi suatu siksaan batin dan hati ketika sesuatu itu diambil dari padanya. Dan sebetulnya kebanyakan penyakit bukanlah semata karena penyakit fisik, namun penyakit yang disebabkan dari psikis ikut nimbrung dan mendominasi terjadinya penyakit fisik seperti jantung, stroke, hypertensi, gastritis, dsb

Coba anda baca kembali tulisan saya yang berjudul "OBAT" disana saya menulis, jika kehidupan seseorang diektrasi/dimurnikan/diambil mulai dari pangkat, gelar, kekayaan, jabatan, trah bahkan fisik, apa kira2 yang masih tertinggal dari diri orang tersebut? Apa yang masih diingat dari orang tersebut? Kebaikan apa keburukan?

Hidup yang indah, adalah hidup tanpa kemelekatan terhadap apapun yang tidak membuat kekal, carilah sesuatu yang kekal, dan melekatlah di sana. Kekayaan, teman, jabatan, relasi, kepandaian etc bersifat tidak kekal, akan mudah hilang sewaktu2, janganlah hati kita melekat kepada hal2 seperti itu. Namun terhadap setiap Pangandikanipin Gusti Allah, lekatkatlah hati dengan sangat dalam. Karena disitulah ada kehidupan yang kekal dan abadi

(dan suatu waktu, datang pula pasien sepasang suami istri yg telah uzur dan beliau adalah purnawirawan dengan pangkat jendral, namun tak ingin dikuaknya keberadaannya supaya mendapat perlakuan yg istimewa sebagai pasien...)

guru

Sore yang indah, selepas hujan yang menguyur, menjadikan sore yang basah dengan bau tanah yang menawan, ditambah bertengger indah sang bianglala menjadi pengawal akan siluet senja. Seoarang ayah mengajak anaknya untuk bersepeda menikmati indahnya sore. Mengelilingi desa, melewati pinggir sungai dan sawah-sawah. Sang anak yang masih berusia 5 tahun, dengan senang hati membonceng di belakang pada sepeda pancal sang ayah.

Dalam moment yang begitu indah, sang ayah ingin mengajarkan sesuatu kepada anaknya melalui alam sekitarnya. Baginya sebuah pendidikan tidak harus didapatkan dan diberikan di bangku sekolah, yang hanya terbungkus oleh gedung-gedung yang bisu dengan setumpuk buku yang mengangga kelu. Pendidikan dan pembelajaran dapat diperoleh dimana saja, sejauh indera dapat mengenyam, melalui apa yang saat ini mata bisa lihat, yang kuping bisa dengar, yang dapat dicium oleh hidung maupun yang dapat diraba dengan tangan.

Sang ayah ingat akan leluhurnya, jika ingin menjadikan sebuah genersai yang berkualitas, maka didik dan ajarkan ilmu dimana dan kapanpun berada. Saat berdiri, saat mau tidur, saat berjalan, saat berkata-kata, saat makan saat-saat ketika menunggu sesuatu, maka jangan lewatkan sejengkal ilmu dari diri. Sang ayah tau bahwa keberhasilan dari keluarga besarnya karena telah menerapkan sistem tersebut, maka dia ingin anaknya mendapatkan hal serupa seperti dia.

Di sepanjang perjalanan sang ayah memulai pelajarannya :

" Lihatlah nak, betapa kaya dan subur negeri kita, betapa indah gunung dan ngarai yang ada di kejahuan sana, kau dapat menikmati itu semua karena engkau diberi mata oleh Yang Maha Kuasa. Betapa hebatnya mata kita yang telah Dia beri, sehingga manusiapun tidak bisa membuat duplikatnya, maka berhati- hatilah dalam menggunakan matamu agar tidak sesat dalam memandang"

sebuah pelajaran moral telah diluncurkan...dan sang anak mendengarkan dengan seksama.
Kemudian mereka berhenti sejenak dipinggir sebuah pancuran..

"Dengarkan gemericik air yg mengalir ini, kau dapat mendengarkan karena telah diberi telinga oleh Yang Maha Kuasa, maka sebagai ucapan syukur kepada Nya dengarkanlah hal-hal yang baik, karena itu yg akan memberi nada indah dalam hidupmu"

sang anak terdiam untuk memahami, satu lagi pelajaran tentang spiritual di letakkan, dan sang ayah tersenyum.
Mereka melanjutkan perjalanan, sang ayah sambil mengayuh sepeda bebicara,

"Demikan juga dengan mulut kita, Yang Maha Kuasa telah memberikannya kepada kita, agar melalui ucapan kita, kita memilih kata-kata yang berguna dan bermanfaat, itulah salah cara kita memuja Sang Pencipta, dengan memelihara perkataan mulut kita yang....

ngeeeeeeeeeeeeenggggggggg...geeeeeeeeeeeeeengg.................................. diiiinnnnn....diiinnnnnnnnnnnnnnnn...................citttttttttt...citttttttttttttttttttt..
......sreeeeeeeeeettttttttt..........guuuuubrakkkkkkkkkkkkkkk

nguuueeeeeeeeenggggggggggggggggggg.....................

"anak setan...duancuk....wedusssssssssss.....uaaasuuuuuuuu.....moto picek...modiiiaaarr ooo ketabrak truk....!!!!!!!!"

Sang anak hanya melongo menyaksikan sang ayah yang sedang menyumpahi sambil mengacung-acung kan tangannya yang mengepal kepada seoarang anak yang naik motor dan barusan menyerempet mereka.


(pendidikan terlebih bukan dari perkataan, dan banyaknya teori, namun konkritnya terletak dari sikap dan perbuatan dari si pendidik yang telah menjadi contoh hidup)

rajawali

Seorang petani menemukan sebutir telur burung didekat seekor bangkai Rajawali, dipungutnya telur itu, dibawanya pulang, kemudiam dieramkan ke induk ayam yg saat itu juga sedang mengerami telurnya.

Beberapa waktu kemudian menetaslah telur 2 ayam bersama telur burung rajawali itu. Semua ada 9 anak ayam dan 1 ekor anak rajawali. Sang induk ayam tidak menyadari bahwa 1 dari anaknya bukanlah anak ayam, namun dia tetap memperlakukannya sebagai anak-anak ayam. Diajarkannya mengkais-kais tanah untuk mencari makan, diajarkannya bahasa ayam, dan semua hal yg berhubungan dengan dunia ayam. Lambat laun mulailah anak-anak ayam itu bertumbuh menjadi besar, bulu-bulu mereka bertumbuh dengan baik layaknya seekor ayam. Suara mereka lantang, berkokok ataupun berkotek.

Adalah sang anak rajawali, dia juga bertumbuh, dia melihat bahwa dia berbeda dgn anak ayam lainnya, namun dia berusaha menyesuaikan dirinya, dia berusaha mengkais-kais tanah, meskipun itu membuat kukunya sakit, dia berusaha berkokok, meskipun itu membuat lehernya sakit, dia berlari ketika diusir orang, dan itu membuat kakinya capek. Ketika dia berusaha memarkan rentangan sayapnya, maka hal itu mjd olok-olokan anak-anak ayam lainnya, ketika dia memamerkan bahwa dia bisa terbang, maka dia dianggap gila " Ayam tidak bisa terbang, kau ayam gila jika terbang"

Sang anak rajawali merasa sedih dan putus asa, semua usaha telah dilakukan untuk mencari pengakuan bahwa dia anak ayam, dan dia ingin diakui oleh kelompoknya. Dia korbankan semuanya, bahkan pikiran yang paling gila, dia ingin memotong sayapnya supaya tidak tertalu panjang dan dia tidak bisa terbang. Bukankah di ayam? pikirnya

Siang yang cerah, dalam duka yang mendalam akan jati dirinya, sang anak Rajawali berjalan sendiri ke pinggir hutan, meninggalkan semua anak ayam yg menganggap dirinya gila. Tangis tak henti dalam dirinya, keinginannya satu..mati masuk ke dalam jurang, agar beban pun ikut hilang

Tiba-tiba ada seekor binatang terbang dengan perkasa melintas diatasnya. Sang anak rajawali itu terkejut, dan menghentikan lagkahnya. Dia pandangi seekor binatang itu. "wow.....luar biasa, siapakah gerangan dia?" Binatang itu tiba-tiba menukik ke bawah dan menemuinya..

" Siapa kamu? ayam jugakah seperti aku?" tanya sang anak Rajawali

" hai kawan, coba lihat, engkau mempunyai kesamaan dengan aku, dari bentuk tubuh, bulu, paruh, dan kaki, dan aku bukanlah ayam, namun burung rajawali"

sang anak rajawali, tertegun....
 
"jadi aku bukanlah seekor ayam, bagaimana kau tahu? Aku lahir bersama-sama saudaraku, anak ayam, sejak kecil aku dididik oleh induk ayam, jadi bukankah aku seekor ayam?"
Sang rajawali tersenyum ...."ayo ikut dan terbanglah bersamaku, akan kutunjukkan siapa dirimu"

Maka melesatlah sang anak rajawali dan rajawali menuju ke angkasa, dalam kepakan sayap yang indah dan kuat, lihatlah betapa indahnya mereka, dalam kegembiraan yang tiada tara sang anak rajawali berteriak " aku rajawali dan bukan ayam"

( carilah dirimu, temukan dan kenali, carilah komunitasmu, maka kau akan menjadi bagian dari mereka dan tidak sendiri. Sangat sakit dan sepi jika kita menjadi orang lain dan bukan menjadi diri sendiri. Mungkin kau seorang dokter, dan bukan politikus, mungkin kau seniman dan bukan guru, mungkin kau nelayan dan bukan pedagang, mungkin kau montir dan bukan perawat, mungkin kau programer dan bukan akuntan, mungkin kau penyair dan bukan operator mesin...tetaplah cari dan kenali dirimu sendiri )

batu sandungan

Sore menjelang , saat mentari mulai beranjak, bergulir ke peraduan, dan tergantikan rembulan. Angin malam mulai mendesah, menyapa pucuk-pucuk daun dan timbulkan gemerisik resah..ciap kelelawar warnai pula akan hadirnya malam tiba. Kututup jendela dan pintu, sebagai tanda istirahat menjelang. Di ruang makan, aku siapkan makan malam, nasi, sayur, lauk pauk, serta piring aku tata sedemikian. Ala kadarnya, namun ada nilai gizi yang tercipta.

" Mas Iyo..." aku panggil anak lanangku yang baru berusia 6 tahun itu. Nama lengkap dia Wenang Mukti Satrio Wibowo, namun kami panggil di dengan sebutan Iyo. Simpel dan familiar.

" Iya ma..."

" Makan dulu nak..setelah makan baru belajar ya..."

Kulihat dia beranjak dari depan tv dan menuju ke ruang makan makan dan duduk di kursi. Kulihat dia berjalan agak pincang. Lantas kutanya,

" Kenapa kakimu?"

" Ga apa..apa kok ma.." jawabnya pendek, sambil tangannya minta piring dan minta diambilkan nasi serta lauk pauk.

" Ga boleh bohong lho..." ucapku sambil menyerahkan sepiring nasi lengkap yang dia minta. Dalam kepolosan matanya dia memandang ke arahku..

" Kalau aku cerita...mama ga marah? "

" Mama ga marah...cerita aja" jawabku meyakinkan sambil mendekati mengambil tempat duduk disamping kursinya.

" Ma..tadi siang waktu aku main di tempat mbak Putri aku jatuh, aku tersandung batu "

aku lihat matanya mulai berkaca-kaca, dia menahan tangis, aku tahu pasti, dia menahan sakit, dan dia pun tahu bahwa peristiwa akibat kecerobohan serta ketidak hati-hatian sendiri dia ga boleh menangis.

" Hmmm....."

" Lha itu gara-gara mbak Putri....Putrek nyuruh teman-teman ninggalin aku, trus mereka lari sembunyi, aku ditinggal sendiri tadi di sawah "

matanya mulai berkaca-kaca menahan emosi dan sakit. Dia kalau sudah jengkel akan mengganti nama temannya menjadi celaan, Putri jadi Putrek, Bima jadi Bimek..Dafa jadi Dafek dan seterusnya

" Hmmm..."

" Tapi batunya juga nakal...dia ada ditengah jalan, jadi waktu aku lari aku tersandung dan jatuh..."

Aku lihat kakinya, dilututnya terlihat goresan dan radang. Aku berjongkok dan memeriksanya

" Mama obati ya..biar kakimu sembuh, kalo sakit harus segera diobati, biar ga bertambah sakit"

Dan dalam olesan Betadine yang aku berikan, dia menangis kencang...netah menangis kesal, entah menangis yang tadi siang tertahan, entah menangis karena sakit...yang kutahu sekarang dia lega bisa menangis.

Tersandung bukanlah suatu kejadian atau hal istemewa dalam kehidupan kita. Kita sering sekali mengalaminya. Entah itu tersandung dalam konteks harafiah, tersandung batu, atau dalam konotasi yang lain. Yang intinya adalah tersandung. Satu hal yang penting yang perlu kita cermati saat kita tersandung, adalah dalam sikap. Apakah kita akan :

1. Menyalahkan kepada hal-hal yang menjadi batu sandungan?
2. Menyalahkan orang lain sehingga kita tersandung?
3. Menyadari bahwa ada batu yang telah membuat kita tersandung, dan kemudian mulai berhati-hati supaya tidak tersandung untuk kesekian kalinya.

Kedewasan jiwa dan mental ternyata memegang peranan penting terhadap cara pandang dan sikap jika seseorang tersandung. Bersikap bijaksana serta waspada, sehingga tidak mudah untuk mencari kambing hitam terhadap hal-hal yang terjadi atas dirinya, bila dia tersandung meskipun secara nyata tahu bahwa memang ada batu sandungan yang sengaja diletakkan untuk dirinya.

Namun yang lebih mulia adalah, jangan pernah menjadi batu sandungan bagi orang lain, ataupun sengaja menjadi batu sandungan bagi orang lain sehingga orang lain menjadi celaka. atas sikap dan tingkah laku kita. Alangkah mulianya jika kita bisa menjadi wangi didalam keamisan, menjadi terang di dalam kegelapan, menjadi makanan di dalam kelaparan, menjadai minum di dalam kehausan, menjadi berguna bagi sesama.

Kita tercipta bukan tanpa maksud, maka carilah maksud atas penciptaan kita. Selamat menikmati hidup di dunia. Tuhan memberkati. Amien

kristalisasi

Jika kita mau meluangkan waktu sejenak untuk mengingat pelajaran IPA waktu masih di SD, maka kita akan teringat akan pelajaran tentang batuan sedimen kimiawi. Batuan ini terbentuk kerena pelapukan batuan beku akibat pengaruh unsur kimia tertentu, contohnya adalah stalaktit dan stalakmit di dalam goa di daerah berkapur. Berbagai ornamen yang terbentuk oleh proses tetesan air selama ribuan tahun dan mengalami proses kristalisasi menampilkan panorama menakjubkan

Saya tertarik untuk memahami proses batuan sedimen ini, karena terbentuknya. Berupa tetesan air kapur selama ribuan tahun. Ribuan tahun.....bukan waktu yang singkat, bukan satu jam, satu hari, satu tahun, tapi ribuan....Membayangkan saja rasanya sudah tak mampu, seberapa lamakah itu. Dan setelah itu terjadi proses kristalisasi. Suatu bentuk akumulasi yg dimulai dari 1 tetes air kapur.

1 aksi, yang dilakukan dari tiap detik, dan berlangsung terus menerus, tak terputus, akan membuat suatu bentukan. Bukankah demikian dengan sebuah karakter?

Manusia pada hakekatnya adalah manusia kebiasaan. Apa yg telah dilakukannya tiap detik, menit, jam, hari danseturusnya, yang dilakukan berulang-ulang yang akhirnya membentuk suatu akumulasi yang dinamakan karakter. Orang dengan kebiasaan bersih dan sehat, maka akan terbentuk karakater manusia yang rapi dan sehat. Demikan juga sebaliknya. Dengan demikan jika kita ketahui ada orang yang suka marah-marah, kasar, egois, itu pula yang dibiasakan setiap saat dalam hidupnya.

Jadi kalau demikan apakah karakter bisa diubah? Jawabnya bisa...kenapa? karena karakter terbentuk dari kebiasaan, jadi kalo hendak mengubah karakter ubahlah kebiasaan yang ada. Kebiasaan hidup tidak sehat, intake makan dengan kadar gula tinggi, lemak tinggi, purin tinggi akan membentuk karakter sakit Diabetes melitus, Hyperlipidemia dan hyperuricemia. Ini semua hasil akumulasi bertahun-tahun yang dilakukan berulang, suatu kebiasaan yang telah mengakar. Perlu diingat, jika karakter tertentu telah terbentuk, maka paling tidak lama waktu untuk mengubah setara dengan waktu karakter itu terbentuk. Misal, sekarang usia 33 tahun seperti saya, dan mempunyai karakter jorok, maka paling tidak perlu waktu merubah kebiasaan selama 33 tahun untuk merubah karakter jorok menjadi karakter yang rapi dan bersih, jadi kemungkinan berubah pada usia 66 tahun, jika ingin lebih cepat lagi perlu dilakukan diet ketat terhadap kebiasaan tersebut dalam jangka waktu tertentu seperti yang telah ditentukan, dan tidak bosan untuk melakukannya. Konsisten.

Rasanya susah...Tidak juga. Maka konsep yang termudah untuk melakukan nya adalah, hiduplah saat ini dengan hidup yang benar dan baik. Saat ini termasuk ketika saat ini saya mengetik diatas tuts keyboard komputer. Kenapa harus saat ini? Karena yang disebut hidup ya kekinian, bukan kemarin atau besok. kemarin adalah saat ini yang telah berlalu, dan besok adalah saat ini yg belum datang. Jika hidup kita saat ini benar dan baik, maka akan menjadi suatu kenangan yang indah, jika saat ini telah berlalu, dan akan menjadi power untuk menyongsong hari esok.

Jika hidup benar dan baik kita biasakan tiap saat, maka kristalisasi yang terbentuk akan hidup kita adalah suatu karakter yg indah.

Jadi mari kita siapkan karakter kita mulai sekarang, melalui kebiasaan saat ini.

( maka pembentuklan kebiasaan untuk anak-anak kita sangat diperlukan sejak dini )

dalam sentuhan


( ..dan aku terdiam…. hanyut dalam sentuhanmu, yang mampu menyegarkan kembali jiwa2 ku yg hampir mati karena duka dan derita…….)

Sore menjelang malam, diiringi irama jengkerik yang berkumandang di dahan-dahan padi, dan lantunkan tembang senja di sela-sela geliat dedaunan yang dibelai lembut desah angin. Ah…. alam begitu kompak dalam menyambut sang rembulan keluar dari peraduannya. Anakku lanang, Satrio, atau kami sering memanggilnya Iyo, menyambutnya dengan belajar. Belajar, suatu rutinitas baru sebagai anak TK yang sedang kami tanamkan sebelum dia masuk ke SD, agar tidak kaget ketika mengalami suatu perubahan pola pendidikan dari TK ke SD.

Tidak terlalu memaksakan apa yang harus dipelajari, sebatas membiasakan waktu, bahwa jam 19.00 WIB waktu untuk belajar, dan harus meninggalkan aktifitas bermain ataupun menonton telivisi. Dalam hal ini kreatifitas kami sebagi orang tua tertantang untuk mencitakan modifikasi belajar yang inovatif supaya si anak mau untuk belajar. Karena kami tau betul, Iyo bukan type anak yang suka diam dan duduk manis kemudian melakukan aktifitas yang damai di meja, maka kami yang menyesuaikan supaya dalam geraknya dia juga belajar. Kegiatan yang dia suka adalah main game di computer, maka untuk belajar kali ini aku beri tugas untuk menulis kalimat di computer dgn memakai program Microsoft word.

Aku dikte dia untuk menulis kata-kata sederhana dan dan masing-masing kalimat ditulis ulang sampai 5 kali. Ada 3 soal yang aku berikan, yaitu menulis; 

1. Baju saya baru, 
2. Topi saya biru, 
3. Mata saya dua. 

Beralih dari bermain ke belajar memang mempunyai suatu beban tersendiri, dan aku maklum, memang membiasakan satu pola yg baru bukanlah perkara yg mudah, harus selalu dilakukan berulang sehingga membentuk kebiasaan dan beralih ke suatu karakter, mengingat bulan Juli nanti, Iyo sudah masuk SD kelas 1 maka karakter belajar harus sudah terbentuk.
Nampaknya kantuk mulai mengintip di kelopak matanya, dan efek yang ditimbulkan adalah sikap merajuk dan uring-uringan, ketidak mampuan untuk mengungkapkan rasa yang sedang dia rasakan membuat emosinya keluar menjadi kemarahan yang tidak jelas.

“nanti kalo tulisanku sudah selesai aku diberi hadiah ya ma…”

“ lho..belajar kok pake minta hadiah, mas Iyo belajar kan biar pinter, biar pinter menulis…, pinter membaca… “

“ tapi aku mau minta hadiah, sekarang!!!…cepat…!!..ayo ke toko…!! “

………..@#***$#.........%^&##@............!!!!!...

Mulai tidak rasional, betapapun aku berbicara dalam kata-kata logika, namun matanya sudah berkaca-kaca dan siap untuk ngamuk. Kata dilawan kata…Akhirnya..

“ Sini sayang..dekat mama..”

kuraih tangannya yang mungil dan kudekap dia dalam pelukanku..kugendong

“ mas Iyo sedih.? Mas Iyo Jengkel? Mas Iyo pengen marah?”

Dia mengangguk..bibirnya sudah tertarik kebawah menahan tangis
Kuciumi kepalanya yg bermodel rambut bros pendek… Dan kuelus.

“ Digendong mama pake jarik mau? “

dia mengangguk, dan air matanya sudah meleleh bersama ingusnya
Kugendong dia pake jariknya semasa dia masih bayi, kuajak dia keluar rumah dan berjalan keujung jalan dekat sawah. Dalam gendongan jarik kurasakan dia meringkuk dan memeluk aku. Di sepanjang jalan aku bercerita tentang bulan, tentang bintang, tentang padi, tentang alam, kepalanya bersandar di tangan kiriku, matanya yang bening menatapku memperhatikan setiap cerita yang aku berikan. Tak kulepas elusan di kepalanya selama aku bercerita. Dan dia merasa damai…dalam lagu “ kupu kuwi tak encup e “ akhirnya dia tertidur dalam gendongan. ( dan jangan tanya, memang berat menggendong anak usia 6 th pake jarik, tapi mjd ringan ketika ada kedekatan yang tercipta disana )

Mendamaikan suasana, atau dalam bahasa jawanya ngerih-erih, bisa dilakukan dengan banyak cara, yang intinya adalah menjadikan kondisi yang panas menjadi dingin kembali. Bisa dengan kata-kata ataupun dalam sentuhan. Bagaikan api, akan padam jika diguyur dgn air, ngerih-erih pada prinsipnya mengalirkan hawa dingin kedalam hati yang panas supaya adem kembali.

Suasana tidak akan menjadi dingin jika panas dilawan dengan panas, jika kata dilawan dengan kata, jika kutub beradu dengan kutub yang sejenis, harus ada lawan kata. Panas dengan dingin, kutub selatan degan kutub utara, kata kasar dengan kata yang halus. Menetralisir kondisi. Tujuan yang dicapai adalah terciptanya kedamaian. Namun ada kalanya kata-kata menjadi tidak berdaya, maka jalan lain yang bisa ditempuh adalah dengan sentuhan.

Betapa hebat emosi seseorang jika dia mendapat satu sentuhan yang lembut, maka emosi akan menuju ke titik 0. Ada suatu kontak psikologis yang mempengaruhi kondisi fisik sehingga kemarahan seseorang akan reda karena sentuhan. Satu sentuhan memberikan suatu makna “ aku tahu tentang keadaanmu, dan aku ada dipihakmu” Sentuhan adalah bentuk komunikasi dasar yang dikenal oleh manusia ketika kali pertama tercipta. Bakal bayi, atau janin adalah ada akibat sentuhan sel telur oleh spermatozoa, dan janin tumbuh berkembang dalam uterus atau rahim dalam sentuhan plasenta yang melekat di endometrium. Seorang bayi yang menangis akan diam ketika ada tangan yang menggendongnya. Anak buah merasa berarti ketika atasannya memberi pujian lewat tepukan dan sentuhan tangan di pundaknya. Seorang tamu merasa diterima ketika mendapat jabat tangan dan rangkulan yang hangat dari tuan rumah.

Satu sentuhan memberikan dampak yg luas, dan bukan tindakan yang mahal ataupun sukar untuk dikerjakan. Satu sentuhan mewakili 1000 kata-kata yang terucap. Satu sentuhan mampu mencairkan hati yang membeku, dan mendinginkan hati yang memanas. Satu sentuhan mengatakan dengan lantang “ aku mencintaimu” Tak perlu menunggu sampai nanti. Maka sekarang, mulailah memberikan sentuhan yang berarti kepada orang-orang yang terdekat dengan kita…dan lihatlah, akan bermekaran kembali hati-hati yang telah layu, bersemi kembali jiwa-jiwa yang akan pudar, dan mewangi kembali semangat-semangat yg hampir patah…