Rabu, 22 Desember 2010

aku menulis

aku hanya ingin menulis..
itu saja yang terfikirkan dalam benakku
menulis akan semua yang ingin aku tulis,
baik apa yang aku lihat, apa yang aku dengar, apa yang aku rasakan
baik tentangmu, tentang aku, tentang kita
baik tentang kebaikan, kejahatan, kekasaran, kelemah lembutan

tetang kelemah lembutan yang sanggup meluluh lantahkan perasaanku
hingga terkadang tanpa sadar airmata ku meleleh
aah..cengeng
biar saja, namun dari situ aku tahu bahwa perasanku masih berfungsi dengan baik

rasa yang terlalu rapuh untuk dikoyak dengan kekasaran
rasa yang terbungkus oleh selembar tipis pedih
yang terkadang melambai-lambai untuk dipegang erat
dan terkadang mengharap, "miliki aku dengan sepenuh hati"

malam menemani ku untuk menulis
menulis dan menulis
terkadang dengung nyamuk menggelitik di sekitar telingaku.
he he he diapun ingin aku perhatikan
dan aku bertanya kepada malam yang sedang bercumbu dengan sinar rembulan
adakah kau lihat hati yang lebih rapuh dari hati yang aku punya?
ah rupanya dia terlampau asyik dengan percintaannya sehingga tak diindahkannya pertanyaanku

aku kembali menulis
dan kudengarkan rintik hujan mulai menendang-nendang genteng rumah
hai hujan...
aku terdiam, mendengarkan gemericik yang riuh
mereka sedang bercanda
aku tersenyum

aku teingat akan air yang sekarang telah menjadi hujan
air tak pernah berhenti untuk mengalir, dari gunung sampai laut
melewati segala yang sulit yang menghadang
namun dia tetap mengalir
mengapa dia bisa melewati semua itu?
ya karena dia dalam bentuk yang tak terbentuk, sehingga dia mampu masuk dalam bentuk apapun

dalam keadaan tak terbentuk dia lebih luwes untuk masuk ke semua tempat untuk mencari perhentian tetap
batu, cadas, dan semua penghalang mampu dilewati
dia melewati dan bukan melawan
hebat...
nyelinap-nyelinap dengan enak
sekali lagi karena tak berbentuk

tak mengeluh saat diatasnya harus dimuati kotoran ketika dia menjadi sungai
enjoy saja diabawanya kotoran itu diatasnya
diajak bercanda
aku hanya tersenyum
mengapa pula tak kubiarkan diriku seperti air?

malam semakin erat dalam dekapan sinar rembulan
kuintip dari balai tirai
betapa intim mereka dalam desaah-desah yang isyaratkan cinta murni

kembali aku menulis
dengan hati yang lebih tertata
hati untuk menjadi seperti air
ya...

::nia26092010::

Tidak ada komentar: