Sabtu, 28 Agustus 2010

love is blind

Sebuah perbincangan antara aku dan anakku lanang ( Iyo ) sebelum kami pergi ke gereja, ibadah pagi,

"mas Iyo..kamu pilih yang mana, misalkan nih..mama tuh jadi orang kaya banget..duitnya banyak..mobil..rumah..perusahaan banyak, trus mas Iyo tiap hari diberi mama uang, boleh jajan, boleh beli mainan sepuasnya. Jalan-jalan ke mana aja sepuasnya, pokoknya mas Iyo kecukupan secara harta, tapi mama ga pernah cium mas Iyo, ga pernah peluk mas Iyo, ga pernah ngobrol ama mas Iyo, mama cuekin mas Iyo, pakoknya, mama ga perhatian ama mas Iyo, atau pilih mama yang seperti sekarang ini, kadang ga punya duit,kadang ga bisa beliin donat, kadang cuma bisa ajak jalan-jalan ke sawah ga ke mall, tapi mama masih suka peluk kamu, cium kamu, sayang kamu, nasehati kamu, ngajak ngobrol kamu, ngajak kongkow kamu ( kami berdua hobby kongkow di kedai roti bakar-susu segar), mas Iyo pilih yang mana?"

"pilih mama yang sekarang.."

"tapi kan mama sekarang bukan mama yang kaya, yang ga selalu bisa penuhi permintaan kamu sewaktu-waktu, mas Iyo harus selalu nunggu mama gajian"

"aku suka mama sekarang..aku ga mau dicuekin ama mama..aku mau dicium dan dipeluk mama"

"meskipun mama ga punya duit?"

"iya.." jawabnya, dan matanya selalu berbinar bulat, persis mata papanya ( tapi lebih bagusan mata Iyo)

Perbincangan singkat, namun aku merasa sangat terkesan, anakku lebih memilih aku daripada hartaku. Dia merasa memiliki aku bukan karena mamanya seorang yang kaya, bukan karena mamanya orang yang hebat, terkenal dan bisa memenuhi kebutuhannya secara seketika. Anakku memilih aku karena ada hatiku untuknya,karena aku mencitainya secara sepenuhnya dan dalam keterikatan hati inilah dia merasa hidupnya jauh lebih dari cukup yang tak dapat tergantikan oleh harta. Hidupnya dipenuhi oleh cinta mamanya

Keterikatan hati, menyatunya hati, sehati, semua istilah itu menggambarkan bahwa hati merupakan tempat dimana kedamaian bermuara. Jika hati berpaut, disitulah kepenuhan hidup terjadi, tiada lagi yang dikuatirkan biarpun terkadang harta benda tiada melekat.

Sambil mengetik tulisan ini aku dengarkan lagu nya Tiffany - If Love Is Blind, lirik lagunya adalah sebagai berikut :

http://www.youtube.com/watch?v=qqCH5TspfAo
People say that you're no good for me
People say it constantly
I hear it said so much I repeat it in my sleep

Maybe I am just a fool for you
Maybe you're no angel too
But all that talk is cheap
When I'm alone with you

If love is blind
I'll find my way with you
Cause I can't see myself
Not in love with you
If love is blind
I'll find my way with you

All the world is crazy anyway
What's it matter what they say
If I'm the one that's wrong
Then let in be my mistake

If love is blind
I'll find my way with you
Cause I can't see myself
I'm not in love with you
If love is blind
I'll find my way with you

You wouldn't be with me tonight if I didn't feel I was right
What will it matter anyhow a hundred years from now

If love is blind
I'll find my way with you
Cause I can't see myself
I'm not in love with you
If love is blind
I'll find my way with you


Betapa cinta yang mengalami totalitas seolah-olah menjadikan diri seperti orang bodoh, seperti dibutakan kepada keberadaan seseorang yang dicintainya, bahkan diri akan dianggap tolol oleh sekitar karena berani mencintai orang-orang yang sering dianggap "tidak mempunyai arti" di masyarakat. Tapi bukakah sebuah cinta dengan totalitas menggambarka hakiki dari hati , bahwa kita mencintai pribadinya dan bukan hal-hal yang melekat di dalam dirinya seperti harta, jabatan, gelar dll.

Seperti Iyo mencintai mamanya apa adanya ( meskipun mamanya cuma buruh rendahan ), tapi dia merasa kepenuhan dalam dirinya akan hadirnya cinta kasih. Dan pernyataan yang dia berikan ketika aku suruh memilih dia tetap memilih mamanya yang apa adanya daripada mamanya kaya tapi dia dicuekin.

Itu pula yang aku sering tayakan kedalam hati tentang cintaku kepada Yesus, apakah aku mencintai Dia karena Dia adalah Penguasa Kerajaan Sorga? Karena Dia mampu berikan berkat dan kelimpahan? Karena Dia adalah seorang Raja? ataukah cintaku kepadaNya adalah sebuah totalitas, karena aku merasakan sebuah kedamaian hati, karena hatiku ada dalam hatiNya? terlepas Dia nanti mau memberikan berkat atau tidak.

Pdt Bambang Sutopo, pendetaku dulu waktu aku di Jakarta pernah bilang begini :

"Saya sudah tidak peduli lagi mau ditaruh dimana, entah di surga atau neraka, asal selalu ada Yesus didekat saya"

Suatu pilihan mutlak, bahwa mengikut Yesus bukan lagi karena suatu iming-iming akan ditempatkan di Surga, akan diberi kemudahan hidup, akan diberi berkat yang melimpah, namun mengikut Yesus, mencintai Yesus dikarenakan ada sesuatu yang tidak bisa dipisahkan antara hati kita dengan hatiNya dan itu tak dapat tergantikan oleh apapun; LOVE IS BLIND.

Tanpa disadari anakku lanang telah mengajari satu hal yang berharga dalam hidup, yakni manunggaling kawula lan Gusti. makasih Iyo cayangku..mama cayang kamu..mwuuaahhh..

Tidak ada komentar: