Sabtu, 31 Juli 2010

nyah nyoh

mengingat akan temanku yg dalam proses kepompong untuk menjadi seorang Kapolres)

Kukenal dia, sebagai seorang pribadi, dan bukan sebagai seorang pejabat;Wakapolres. Perawakannya yang ramping, dan humanis, dengan senyum ramah yang selalu terpancar dari raut mukanya, meski lelah mendera akan tugas2nya sebagai abdi masyarakat yg Full Time, like emergency room, UGD 24 jam non stop, begitu yg selalu dikatakannya. "Capek mbak..namun ini adalah tugas" tak ada nada sesal akan waktu2 yg hilang bersama keluarga, harus digadaikannya demi keamanan masyarakat. " Hari minggu adalah waktu buat keluarga mbak.." Dalam low profile nya yang aku bilang lebih pantas untuk menjadi seorang dosen FISIPOL Jurusan Komunikasi, dengan mengampu mata kuliah Public Relation, ketimbang menjadi seorang Wakapolres, namun dalam lembutnya penampilan, menyiratkan satu garis tegas, "Aku seoarang Polisi"

Menghilangkan kesan formal, agar bisa bergradasi dengan masyarakat, menghilangkan kesan angker yg selama ini terpancar dari dinding lembaga Kepolisian teredam. Dan aku tau, bahwa dalam sikapnya yg sangat2 andhap asor (salut deh....), telah dipunyai kelebihan dalam Intelegensia yg terbungkus dalam humoris yg cerdas.

"Hidup kita milik Tuhan mbak, dan Tuhan akan selalu memberikan yang terbaik bagi kita, selayaknya kita juga memberi kepada sesama..nyah nyoh " begitu setiap kali pembicaraan kecil dibuka, "Saya sih punya nyoh pak..namun ga ada nyah nya..." Nyah nyoh dalam bahasa jawa yang mempunyai arti memberi dengan ringan hati, tanpa berfikir panjang akan mendapat balasan dari org yg telah di beri. Berlandaskan sikap empati untuk memenuhi kebutuhan orang lain yg sedang membutuhkan tanpa harus menunggu orang lain memintanya dari kita. Suatu sikap inisiatif yg berkesinambungan yg bermula dari kerelaan hati yg paling dalam, mengertia akan kesusahan orang lain.

Lanjutku, mungkin bagi mereka yg mempunyai kelebihan finacial seperti temanku ini, akan mudah untuk Nyah Nyoh..kapanpun dan dimanapun dimintai bantuan secara materi sewaktu2 siap, kalau saya? Pasti tetap mikir. Sebenarnya ada benih yg tumbuh dalam hati untuk Nyoh...sebuah karsa..kerelaan untuk memberi, namun kadang yg akan diberikan itu lho yg ga ada. Nyah nya yang ga ada.

Terus saya bilang ke temanku.." Kita tidak hanya nyah nyoh aja dalam materi pak, namun apa yg kita punyai saat ini, bisa tenaga kita, pikiran kita, waktu kita, yang bertujuan untuk membantu orang lain" Cling.....ketemu sudah jawabnya, "Setuju.." katanya.

Terkadang tanpa sadar kita telah membatasi diri terhadap diri kita, dan org lain untuk menolong org lain. Kita memberi batas bahwa kita kita tak mampu, org lain yg mampu, sehingga kita hanya menjadi penunjuk, dan bukan pelaku untuk menolong orang. Padahal kalau ditelusuri lebih lanjut, Tuhan melengkapi kita sedemikian rupa agar kita bisa dan mampu menjadi penolong orang lain dgn apa yg saat ini melekat dalam diri kita.

So..ga ada alasan untuk tunjuk2 lagi kan...selamat ber nyah nyoh untuk menolong sesama.

Tidak ada komentar: