Sabtu, 31 Juli 2010

menggambar

Ketika pelajaran menggambar di kelas di mulai, Pak Guru membagikan selembar karton putih kepada masing2 murid. Dipapan tulis, Pak Guru memberikan contoh :
"anak2, ambil pensil gambar kalian, sekarang buat garis seperti ini, seperti pak Guru...ya bagus...kemudian bikin garis lengkung....nah selanjutnya buat bulatan2 seperti ini, nah kemudian kalian bisa menambahkan lagi garis dan lengkung yang sesuai "pilihan" kalian kemudian garis dan lengkung yang telah kalian buat diberi warna, dan kalo sudah selesai, gambar tersebut kalian beri judul. Saya kasih waktu kepada kalian sampai jam istirahat, selesai tidak selesai harus dikumpulkan"

Maka mulailah para murid meneruskan pekerjaan mengambar sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, mereka mengembangkan daya imajinasi mereka masing2, waktu berlalu, nampak sekarang di masing2 kertas para murid, dari sekedar coretan garis, lengkung dan bulatan, tercipta bermacam2 gambar yg indah pun disertai warna2 yang menghidupkan gambar tsb. Ada meneruskan mjd gambara pantai, gunung..tata surya...keramain pasar..pertokoan...tempat sampah..telepon...mall...kebun binatang..wayang..petani..dan masih banyak lagi

"Waktu selesai...ayo pekerjaan segera dikumpulkan" para murid segera mengumpulkan pekerjaannya, pak Guru kmd meneliti satu persatu masing2 gambar tersebut dan tersenyum. Lanjutnya :
" Anak2..kalian lihat tadi...pada awal pelajaran bapak memberikan selembar kertas putih...kemudian bapak memberi kepada kalian sebuah contoh untuk membuat garis dan lengkung...apakah tadi sudah dapat kalian katakan bahwa gambaran itu berarti? Belum...kalo toh diberi judul itu namanya hanya garis dan lengkung dan tak memberi arti apapun, tapi setelah kalian melanjutkan lengkungan dan garis yg lain, maka terciptalah sebuah gambar yg nyata, yg bisa dibaca dan semakin indah ketika kalian beri warna. Andai kalian hanya memberi warna saja tanpa ada pembatas garis maupun lengkung..dapatkan gambar kalian didefinisikan? Tidak...bisa saja kalian beri warna hijau...tanpa garis dan lengkung..org bisa mengatakn itu sawah..tapi setelah kalian beri batas yg jelas..org bisa mengatakan ooo itu bentuk buah kelapa. Akan tetapi yang lebih penting dari semua ini adalah...pilihan kalian sendiri dalam meneruskan garis dan lengkung..kalian mempunyai bayangan kedepan mau menjadikan apa garis dan lengkung ini...dan ternyata tercipta macam2..ada yg menjadikan gunung..pantai...pasar..dimana semula saya tak akan membayangkan bahwa kalian akan menjadikannya demikan. Sebenarnya saya tidak memberi pelajaran mengambar apa2 kepada kalian selain memberi kertas dan contoh mebuat garis dan lengkung. kalian sendiri telah menjadi guru menggambar buat kalian. Nah pertemuan dengan saya cukup sekian, kalian boleh beristirahat. Selamat siang..."

(Pada dasarnya saat kita lahir kita juga sama seperti kertas putih, belum terbentuk pola apapun, orang tua diberi mandat pertama untuk meletakkan garis dan lengkung, seirama perjalanan waktu, ternyata kita yang meneruskan garis dan lengkung itu, serta memberinya warna. Dan pada saat akhir hidup kita, Sang Khalik tinggal menerima gambar kita, ntah kita menjadi Burisrawa..Buto Cakil..Dewi Kunthi..Sengkuni..Pandu...Bisma...Nakula Sadewa..Yudisthira...Bima..Arjuna..Karna atau yang lainnya.
Takdir....?? Pada awal kehidupan, kita hanya lah kertas putih yg bergambar garis dan lengkung. Kita telah diberi pilihan untuk menggambar diri kita dan pilihan yg telah kita goreskan di kertas kita adalah takdir kita. Sang Khalik bukanlah kambing hitam, yg harus kita salahkan bila terjadi sesuatu yang tidak enak terjadi thd diri kita...cobalah untuk keluar dari diri dan melihat apa sebenarnya yg terjadi, agar mata kita menjadi jelas, memandang diri dari dekat atau dari dalam akan menyulitkan kita untuk mengetahui keberadaan kita yg sebagai mana adanya. Keluar dan pandangi gambar kita, bakal menuju Swargaloka atau Neraka)

Tidak ada komentar: