perlahan engkau menyibak anak rambut yang melambai-lambai jatuh di keningku
"rambutku sudah panjang"
"jangan dipotong" katamu
"tapi aku kegerahan jika siang hari, dan sangat menyiksa mempunyai rambut panjang " sungutku
"diikat, atau dikepang" kemudian kau mendekat dan mengepang rambutku
"begini kau keliatan cantik ", kulihat kau mengamati hasil karyamu di kepalaku
"mengapa aku tidak kau perbolehkan memotong rambut ?"
sejenak kau terdiam
"engkau keliatan catik dan anggun jika berambut panjang, dan aku semakin suka menikmati kecantikanmu" matamu memandang tajam kepadaku
"apakah ketika rambutku menjadi pendek, kau menjadi tidak suka padaku ? begitu ? " aku mulai merengut
serta merta kau memelukku, mendekap dan menghujani ciuman mulai dari kening, mata hidung, dan terakhir, bibirku kau lumat dengan lembut.
"aku menyayangimu, sebagaimana kau ada, terlepas engkau punya rambut atau tidak, dan tak menjadi masalah ketika engkau mau berambut panjang atau pendek, itu hak mu sebagai pemilik rambut. Aku hanya mengatakan kau keliatan anggun jika berambut panjang"
aku menikmati semua ciumannya, kemudian memandangnya, mencari sesuatu yang tersirat disana.
"sayang aku mencintaimu bukan karena rambutmu, aku benar-benar mencintaimu, dan itu meluap dari hatiku tanpa syarat, keindahan mu yang terpancar itulah yang membuat aku tak bisa melepaskanmu. dimataku kau sebuah kecantikan dan keindahan yang utuh, dan aku mau menjagamu"
aku tertunduk, terdiam, angin sore yang senang mempermainkan rambutku sekarang juga ikut diam, ikut menghayati ucapan kekasihku. kemudian mata kami saling beradu dalam senyuman, dan aku merasakan, bahwa aku bisa mempercayainya
"rambutku sudah panjang"
"jangan dipotong" katamu
"tapi aku kegerahan jika siang hari, dan sangat menyiksa mempunyai rambut panjang " sungutku
"diikat, atau dikepang" kemudian kau mendekat dan mengepang rambutku
"begini kau keliatan cantik ", kulihat kau mengamati hasil karyamu di kepalaku
"mengapa aku tidak kau perbolehkan memotong rambut ?"
sejenak kau terdiam
"engkau keliatan catik dan anggun jika berambut panjang, dan aku semakin suka menikmati kecantikanmu" matamu memandang tajam kepadaku
"apakah ketika rambutku menjadi pendek, kau menjadi tidak suka padaku ? begitu ? " aku mulai merengut
serta merta kau memelukku, mendekap dan menghujani ciuman mulai dari kening, mata hidung, dan terakhir, bibirku kau lumat dengan lembut.
"aku menyayangimu, sebagaimana kau ada, terlepas engkau punya rambut atau tidak, dan tak menjadi masalah ketika engkau mau berambut panjang atau pendek, itu hak mu sebagai pemilik rambut. Aku hanya mengatakan kau keliatan anggun jika berambut panjang"
aku menikmati semua ciumannya, kemudian memandangnya, mencari sesuatu yang tersirat disana.
"sayang aku mencintaimu bukan karena rambutmu, aku benar-benar mencintaimu, dan itu meluap dari hatiku tanpa syarat, keindahan mu yang terpancar itulah yang membuat aku tak bisa melepaskanmu. dimataku kau sebuah kecantikan dan keindahan yang utuh, dan aku mau menjagamu"
aku tertunduk, terdiam, angin sore yang senang mempermainkan rambutku sekarang juga ikut diam, ikut menghayati ucapan kekasihku. kemudian mata kami saling beradu dalam senyuman, dan aku merasakan, bahwa aku bisa mempercayainya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar