satu persatu kristal bening ini meleleh
membentuk aliran diatas pipi dan turun ke dagu
yang tak terselamatkan oleh usap jari jemari
aku tangkap dan kukumpulkan dalam telapak tangan
terburai
pecah diatas tanah yang memerah dan hilang musnah
satu kristal terakhir berusaha mengintip
hendak menjatuhkan diri
tertahan diantara sudut-sudut mata yang mulai membengkak
tak juga bergulir meski telah terdesak oleh isak
cukup sudah...
: bahkan aku tidak tahu mengapa aku menangis, dan untuk apa?
::nia26102010::
Tidak ada komentar:
Posting Komentar