Rabu, 22 Desember 2010

kongkow

(dalam khayalku)

suatu hari aku dan Yesus kongkow bareng di hik nya mbah Lasa, kami mengambil posisi di sebelah dalam dekat sama yang jual, terjadilah perbincangan :

"Yesus..Indonesia lagi umek..ga genah..tuh berita terakhir tentang HKBP"

"Hmmm.."

"kok cuma hmm..kasih komen atau gimana gitu lho"

kulihat Yesus mengambil pisang goreng trus nyruput teh ginasthel...

"biarkan saja.."

Yesus nampaknya menikmati banget tehnya mbah Lasa, pikirku mungkin di Sorga para malaikat ga bisa bikin teh seenak tehnya mbah Lasa

"Aku sudah memberi ajaran, cerdik seperti ular tulus seperti merpati"

"maksudnya?"

"kamu seperti domba di tengah serigala, pakai strategi dong..jangan hanya maju tak gentar"

weleh Yesus kie marahi mumet tenan...kulihat Beliau masih asyik ngemil, sekarang yang diambil klepon...

"Klepone enak ya..kamu bisa bikin klepon kaya gini?"

"ga bisa...saya bikin bolu kukus aja mawut"

"contohlah klepon..."

"maksudnya?"

"setelah dikremus malah memberi rasa manis..."

"week...perumpaan klepon ga ada di Injil kan?"

"ya kamu yang tulis to...jangan cuma baca karangan orang lain..."

aku mikir...tapi memang Yesus suka memberi teka-teki, pelajaran yang diberi harus dikunyah, tidak bisa ditelan mentah-mentah

"saya nyeraaahhhhh......thit..!! apa maksud pelajaran klepon??"

"weit....ga bisa begitu, saya sampai di Kalvari saja sampai tuntas...ga nyerah.."

kali ini Yesus mengambil tempe goreng..

"Yesus pirsa ga kalau tempe itu dari dele?" aku coba nge tes...

"Tau..kenapa? kamu harusnya bisa seperti ragi yang ada dalam tempe ini, berkat ragi maka dele yang ijir-ijir dapat bersatu menjadi tempe, nah mbah Lasa menggorengnya trus dijual, ada income to?

xi xi xi...Yesus lucu juga tak kira ga ngerti pelajaran biologi...

"rasah nyengingis...rasah mikir para pengacau..biarin...yen wis kesel olehe ngacau diajak mangan ning hike mbah Lasa, yen wis pada wareg diajak ngomong apik-apik"

kembali Yesus nyruput tehnya...

"kamu dah kenyang ?...ayo pulang..Aku masih banyak tugas..kamu juga, jadilah garam dunia, dan jangan pernah menjadi tawar, karena tidak ada gunanya jika kamu menjadi tawar, salam kanggo anakkmu Iyo.."

"matur nuwun Gusti...see you..."

aku menulis

aku hanya ingin menulis..
itu saja yang terfikirkan dalam benakku
menulis akan semua yang ingin aku tulis,
baik apa yang aku lihat, apa yang aku dengar, apa yang aku rasakan
baik tentangmu, tentang aku, tentang kita
baik tentang kebaikan, kejahatan, kekasaran, kelemah lembutan

tetang kelemah lembutan yang sanggup meluluh lantahkan perasaanku
hingga terkadang tanpa sadar airmata ku meleleh
aah..cengeng
biar saja, namun dari situ aku tahu bahwa perasanku masih berfungsi dengan baik

rasa yang terlalu rapuh untuk dikoyak dengan kekasaran
rasa yang terbungkus oleh selembar tipis pedih
yang terkadang melambai-lambai untuk dipegang erat
dan terkadang mengharap, "miliki aku dengan sepenuh hati"

malam menemani ku untuk menulis
menulis dan menulis
terkadang dengung nyamuk menggelitik di sekitar telingaku.
he he he diapun ingin aku perhatikan
dan aku bertanya kepada malam yang sedang bercumbu dengan sinar rembulan
adakah kau lihat hati yang lebih rapuh dari hati yang aku punya?
ah rupanya dia terlampau asyik dengan percintaannya sehingga tak diindahkannya pertanyaanku

aku kembali menulis
dan kudengarkan rintik hujan mulai menendang-nendang genteng rumah
hai hujan...
aku terdiam, mendengarkan gemericik yang riuh
mereka sedang bercanda
aku tersenyum

aku teingat akan air yang sekarang telah menjadi hujan
air tak pernah berhenti untuk mengalir, dari gunung sampai laut
melewati segala yang sulit yang menghadang
namun dia tetap mengalir
mengapa dia bisa melewati semua itu?
ya karena dia dalam bentuk yang tak terbentuk, sehingga dia mampu masuk dalam bentuk apapun

dalam keadaan tak terbentuk dia lebih luwes untuk masuk ke semua tempat untuk mencari perhentian tetap
batu, cadas, dan semua penghalang mampu dilewati
dia melewati dan bukan melawan
hebat...
nyelinap-nyelinap dengan enak
sekali lagi karena tak berbentuk

tak mengeluh saat diatasnya harus dimuati kotoran ketika dia menjadi sungai
enjoy saja diabawanya kotoran itu diatasnya
diajak bercanda
aku hanya tersenyum
mengapa pula tak kubiarkan diriku seperti air?

malam semakin erat dalam dekapan sinar rembulan
kuintip dari balai tirai
betapa intim mereka dalam desaah-desah yang isyaratkan cinta murni

kembali aku menulis
dengan hati yang lebih tertata
hati untuk menjadi seperti air
ya...

::nia26092010::

mengalir saja

satu persatu kristal bening ini meleleh
membentuk aliran diatas pipi dan turun ke dagu

yang tak terselamatkan oleh usap jari jemari

aku tangkap dan kukumpulkan dalam telapak tangan

terburai

pecah diatas tanah yang memerah dan hilang musnah

satu kristal terakhir berusaha mengintip

hendak menjatuhkan diri

tertahan diantara sudut-sudut mata yang mulai membengkak

tak juga bergulir meski telah terdesak oleh isak

cukup sudah...

: bahkan aku tidak tahu mengapa aku menangis, dan untuk apa?



::nia26102010::

sebuah cinta

kepada hati yang terdalam kutanyakan

apa yang kau cari hai jiwaku?

bukankah mentari pagi cukup hangat untuk mendekapmu?

hembusan sang bayu mampu mencumbuimu dengan sempurna?

dengung ngengat di sawah adalah rayuan maut yang pernah kau dengar?

dan rintik hujan yang membelai kening dan bibirmu adalah ciuman termesra di sepanjang waktu?

untuk apa kau resah akan hal- hal yang telah kau punyai?

alam telah memberikan segala yang kau inginkan

jadilah satu dengannya


::nia26102010::

terikat

aku ingin terlepas darimu..
tidak hanya untuk sekarang.

namun selamanya..

biarkan aku berdiri sendiri, tanpa bantuanmu

sampai kapankah aku harus bergantung padamu?

ah.aku tak pernah tahu, sampai kapan

disaat aku sekarat...

tetap saja aku mencarimu

meskipun sebenarnya aku sudah muak terhadapmu...

aku hanya menghela nafas panjang

dan satu persatu dirimu aku telan

untuk dapat memperpanjang hidupku


: dan aku selalu mendapati kau disana, duduk manis di kotak obatku


::nia08112010::